Deretan Karya yang Bakal 'Mejeng' di Museum MACAN 2019

CNN Indonesia
Jumat, 15 Mar 2019 07:07 WIB
Museum MACAN kembali mengadakan pagelaran di 2019 ini dengan menampilkan karya-karya historis dan kontemporer dari beberapa perupa asal Indonesia dan Jepang.
Museum MACAN siap memamerkan berbagai karya historis dan kontemporer. (Foto: Museum MACAN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Museum MACAN mengumumkan sejumlah karya seni yang bakal dipamerkan tahun ini. Setelah sempat memboyong karya ikonis milik seniman Jepang Yayoi Kusama, tahun ini Museum MACAN berencana menampilkan sejumlah karya yang tak kalah menarik.

"Program kami [tahun ini] akan menampilkan sebuah pameran historis yang berfokus pada salah seorang perupa modern penting di Indonesia, sebuah pameran besar yang membahas pergeseran estetika seni pada era sebelum dan setelah Reformasi, dan sebuah pameran retrospektif Xu Bing, seorang perupa kontemporer asal Tiongkok yang diakui secara global," kata Aaron Seeto, selaku Direktur Museum MACAN dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com.

Pada Maret ini, Museum MACAN akan lebih dulu mempersembahkan "Jeihan: Hari-hari di Cicadas" sebuah pameran historis yang intim, menampilkan karya-karya Jeihan Sukmantoro (lahir pada 1938), seorang perupa dan penyair yang berpengaruh dalam perkembangan seni modern di Indonesia. Pameran ini disampaikan menawarkan perspektif baru tentang era yang penting dalam kekaryaan Jeihan mulai 1960an hingga 1980an, ketika sang perupa tinggal di Cicadas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cicadas, yang berada di bagian timur Bandung, dikenal sebagai area padat penduduk, juga lokasi prostitusi dan tindak kriminal ringan," demikian pernyataan dalam siaran pers.


Lebih lanjut, tim Museum MACAN memaparkan bahwa Jeihan dikenal dengan karya lukis ekspresionis dan figuratif sejak tahun 1960-an. Lukisan potret dalam pameran ini menampilkan sang perupa, anggota keluarga dan tetangga-tetangga Jeihan, ketika rumahnya berfungsi sebagai tempat komunal tempat berkumpulnya warga yang ingin menonton TV. Kala itu, rumah Jeihan adalah salah satu yang pertama memiliki TV.

Pada April, MACAN mempersembahkan Matter and Place, menampilkan enam karya dan instalasi oleh perupa Indonesia dan internasional. Pameran ini menampilkan Elevation, sebuah karya arsitektur gagasan Andra Matin yang telah memenangkan penghargaan saat pertama kali ditampilkan di Venice Architecture Biennale tahun 2018; instalasi khas-tapak atau site-specific installation oleh perupa Malaysia Shooshie Sulaiman dan beberapa karya dari koleksi museum.

Pameran itu pun mendiskusikan hubungan antara manusia dan tempat, sebuah investigasi tentang peran materi dan observasi indrawi dalam pengertian manusia tentang identitas.

Sedangkan pada pertengahan tahun, 1 Mei hingga 21 Juli 2019), MACAN akan menampilkan sebuah pameran survei berskala besar. Itu berupa karya dari 10 perupa Indonesia yang merefleksikan pengaruh pergolakan politik sebelum dan sesudah Reformasi, antara dekade 1990-an hingga awal 2000-an.

Salah satu karya di Museum MACAN. (Foto: Museum MACAN)


Di antaranya ada karya Mella Jaarsma, I GAK Murniasih, Nyoman Masriadi, FX Harsono, Tisna Sanjaya, Agus Suwage, Heri Dono, Krisna Murti, S. Teddy D., dan Taring Padi.

Bertajuk Dunia dalam Berita, mengacu pada program berita yang ditayangkan di TVRI sejak 1973, pameran ini akan menyuguhkan efek demokratisasi dan perkembangan teknologi media pada praktik seni kontemporer di periode tersebut.

"Ditampilkan sebagai sebuah pameran survei, Dunia dalam Berita menghadirkan telaah atas dua perubahan penting dalam perkembangan seni kontemporer di Indonesia, yaitu dampak Reformasi pada kekaryaan sekelompok perupa Indonesia yang telah dikenal secara internasional, juga pengaruh kultur populer dalam konteks globalisasi di Indonesia," papar tim MACAN lebih lanjut.

Di kuartal terakhir 2019 dan menuju 2020, museum MACAN akan menampilkan Xu Bing: Thought and Method, pameran retrospektif solo perupa kontemporer Tiongkok yang berpengaruh Xu Bing.


Xu yang lahir di Chongqing, sebuah kota di barat daya Tiongkok,dikenal akan karya instalasinya yang kuat, pendekatan konseptual terhadap teknik cetak, juga pemahaman yang mendalam tentang teks dan silang budaya di era aliran informasi dan manusia lintas negara.

Pameran yang akan berlangsung pada 31 Agustus hingga 12 Januari 2020 ini dihadirkan atas kerja sama dengan UCCA Center for Contemporary Art. Sebelumnya, pameran ini pertama kali ditampilkan di Beijing, Tiongkok pada 2018 dengan menyuguhkan karya instalasi dari berbagai fase dalam karya Xu Bing.

[Gambas:Video CNN] (agn/rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER