Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah
buku kembali sendiri ke perpustakaan setelah 43 tahun tak diketahui rimbanya.
Buku itu berjudul
The Golden Grove, A Manual of Daily Prayers and Litanies dan disusun oleh Jeremy Taylor. Ia seharusnya kembali ke perpustakaan di Royal Holloway University, Inggris lebih dari empat dekade lalu. Namun tak ada yang mengembalikannya.
Baru-baru ini, buku itu menemukan 'jalan pulang' dan diantarkan oleh seseorang anonim, dalam kondisi baik-baik saja. Orang itu juga meninggalkan sepucuk surat berisi petunjuk soal siapa yang selama ini menyimpan buku yang pertama diterbitkan pada 1655 itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perpustakaan di universitas itu tak kuasa menahan untuk tidak mengunggah kembalinya buku yang hilang, ke media sosial. Mereka mengatakan di Twitter, denda keterlambatan untuk buku itu selama 43 tahun adalah sebesar 6.278 poundsterling atau sekitar Rp114 juta.
"Resmi sudah! Kami punya pemenang baru atas Longest Overdue Library Book Award (LOLBA)! Tanpa bertanya kepada perpustakaan lain, kami menghadiahi diri kami sendiri penghargaan prestisius LOLBA dalam upacara penganugerahan," mereka berkicau dengan candaan menyindir.
Buku itu sendiri berisi rangkaian doa untuk menghadapi hawa nafsu, kesombongan, kelemahan, serta memberi tahu bagaimana mencapai kematian yang suci dan membahagiakan.
Ini bukan pertama kalinya buku dikembalikan ke perpustakaan setelah bertahun-tahun.
April tahun lalu,
The Adventures of Beowulf karya CL Thomson dikembalikan ke Shetland Library setelah dipinjam selama 40 tahun. Seharusnya buku itu kembali Desember 1975.
Mengutip
The Guardian, pada 2016 juga pernah ada seorang perempuan yang mengembalikan buku ke sebuah perpustakaan di Selandia Baru setrlah 67 tahun dipinjam.
Presiden pertama Amerika Serikat George Washington pun pernah melakukannya. Ia meminjam buku berjudul
The Law of Nations karya Emer de Vattel dari sebuah perpustakaan di New York pada 5 Oktober 1789, namun itu baru dikembalikan ke tempat asalnya pada 2010.
(rsa)