Jakarta, CNN Indonesia -- Produser yang mengklaim mengembangkan serial televisi It memperkarakan
Warner Bros. ke meja hijau pada Kamis (18/7). Tuduhannya, pihak studio melanggar kontrak dengan membuat
It dan
It: Chapter Two tanpa mereka.
Frank Konigsberg dan Larry Sanitsky bekerja di Telepictures pada awal tahun 1980-an, setelah mereka mendapat hak untuk novel karya Stephen King itu. Keduanya lantas mengerjakan novel tersebut sebagai proyek miniseri untuk ABC, dan baru meninggalkan perusahaan setelah ABC bergabung dengan Lorimar.
Saat itu, mereka masih mendapat kredit dalam serial televisi yang ditayangkan pada 1990-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir Variety, tuntutan hukum tersebut menjelaskan tentang perjanjian dengan Lorimar yang menempatkan Konigsberg dan Sanitsky sebagai 'eksekutif produser non-eksklusif', yang dikatakan memiliki hak untuk terlibat dalam sekuel, kisah lepasan atau
spin-off, serta produksi ulang.
Dalam gugatan, Warner Bros. dituduh berhenti memberikan laporan laba sejak 1995, dan tidak pernah berkonsultasi dengan salah satu produser tentang adaptasi film horor itu.
It pertama dirilis pada 2017, menghasilkan us$700 juta di seluruh dunia, sementara sekuelnya,
It: Chapter Two dijadwalkan rilis pada September mendatang.
 'It' merupakan film yang diadaptasi dari novel karya Stephen King. (Warner Bros. Entertainment Inc/Brooke Palmer) |
Gugatan itu juga mengklaim bahwa mereka berhak atas 10 persen dari laba bersih dari setiap pembuatan ulang, yang diduga mencapai nominal puluhan juta dolar. Selain itu, Warner Bros. dituduh telah mengurangi hak atas laba dari penayangan serial televisi.
Pada Maret lalu, pihak studio mengeluarkan pernyataan pertama dalam 24 tahun, menunjukkan bahwa para produser itu berutang US$1 juta. Namun Sanitsky mengklaim bahwa Warner Bros. secara substansial memiliki laba yang tidak dilaporkan dan pembayaran yang tertahan.
Frank Konigsberg meninggal pada 2016 di usia 83 tahun. Larry Sanitsky yang berumur 67 tahun kini harus berjuang sendirian. Sejauh ini, Warner Bros. menolak berkomentar.
[Gambas:Video CNN] (rea)