Jakarta, CNN Indonesia -- Vokalis
Efek Rumah Kaca, Cholil Mahmud, berencana membuat lagu tentang rasialisme yang terjadi terhadap
Papua belakangan ini. Ia merasa marah melihat masih terjadi rasialisme terhadap Papua.
"Ya mungkin (akan kami buat lagu), tapi enggak tahu juga. Tapi memang bikin marah sih, bikin gemas gitu. Masih ada aja (rasialisme) zaman begini," kata Cholil di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (21/8).
Ia menilai tindak rasialisme terhadap Papua tidak berkemanusiaan. Sementara baginya, kemanusiaan adalah hal yang terpenting dalam sebuah negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berita Musik Pilihan Lainnya |
"Bagaimana kita mengutamakan kesatuan negara
gitu dibandingin kemanusiaan? Menurut saya nomer satu kemanusiaan. Jadi sama semua orang mau berbeda negara, mau berbeda apa ya, memang harus baik apalagi ternyata dia satu saudara," kata Cholil.
Cholil mengaku sedih dengan kejadian rasialisme terhadap Papua. Selama ini Indonesia selalu menganggap Papua sebagai keluarga dan satu negara, tapi perlakuan terhadap Papua masih belum baik.
"Daerahnya udah dikeruk juga habis-habisan masih diperlakukan kayak gitu, itu kayak di luar kemanusiaan sih, itu udah melampaui kebinatangan juga malah perlakuan-perlakuan itu," katanya.
Dalam karier bermusik, Efek Rumah Kaca memang dikenal sebagai band yang membuat lagu bernafaskan kritik sosial. Mulai dari kritik soal pencemaran lingkungan sampai kritik terhadap penguasa.
 Efek Rumah Kaca dikenal sebagai band yang kerap mengkritisi kondisi sosial politik di Indonesia. (FCNN Indonesia/Ajeng Dinar Ulfiana) |
Pada Agustus 2016 mereka merilis lagu bertajuk
Merdeka. Lirik lagu tersebut mempertanyakan arti merdeka dan sebenarnya siapa pemilik kemerdekaan itu.
Lewat lagu itu Efek Rumah Kaca menyinggung masalah sosial politik yang terjadi di Indonesia. Seperti perlawanan para ibu di Kendeng, Jawa Tengah, terhadap pembangunan pabrik semen, serta kekerasan di Papua dan dialami oleh orang Papua.
Lagu itu dilengkapi dengan video musik yang menampilkan lanskap dan orang Papua. Video tersebut disutradarai oleh Anton Ismael, ia menerjemahkan lagu
Merdeka menjadi kerinduan untuk kembali ke alam bebas.
[Gambas:Youtube]
(adp/rea)