Warner Bros Respons Anggapan 'Joker' Picu Kekerasan

CNN Indonesia
Kamis, 26 Sep 2019 01:28 WIB
Sebelum tayang, 'Joker' telah menuai kontroversi. Film ini dianggap dapat 'menginspirasi' seseorang untuk melakukan kekerasan sebagai solusi masalah.
Arthur Fleck, alias Joker, diceritakan menderita sakit mental dan memilih menggunakan kekerasan untuk menyalurkan amarah. Hal ini membuat publik khawatir. (dok. Warner Bros Pictures via YouTube)
Jakarta, CNN Indonesia -- Film terbaru Warner Bros., Joker kembali menarik perhatian. Kali ini bukan karena histeria penggemar yang ingin menonton, melainkan kontroversi yang disebut film itu mengagungkan pembunuhan massal. Anggapan tersebut membuat Warner Bros. buka suara.

"Kami tak membuat kesalahan. Baik film atau karakter Joker bukan untuk mengiklankan kejahatan kepada dunia. Pembuat film serta studio tak pernah berniat menjadikan karakter Joker sebagai pahlawan," tulis Warner Bros. melalui keterangan resmi seperti dilansir Variety.

Keterangan itu disampaikan menyikapi surat yang dikirimkan keluarga serta teman korban pembunuhan massal saat penayangan film The Dark Knight Rises di Aurora, Colorado pada 2012.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penembakan massal itu terjadi dalam penayangan tengah malam film The Dark Knight Rises yang menyebabkan 12 korban meninggal dunia dan 70 lainnya terluka. Setelah kejadian itu, Warner Bros. selaku produser film berdonasi untuk keluarga korban.

Namun, kini para keluarga korban khawatir kejadian buruk bakal terjadi setelah Joker tayang. Joker sesungguhnya menceritakan seorang komika yang memiliki permasalahan kesehatan mental sehingga membuatnya menjadi seorang kriminal.

Tingkah laku serta pelanggaran Joker dianggap dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan kekerasan dan memprovokasi anarki.

Di sisi lain, mereka mengatakan tetap mendukung studio tersebut untuk tetap membuat film. Mereka juga menyadari Warner Bros. memiliki hak dalam berkarya serta menyampaikan ekspresi melalui seni.

Pihak keluarga serta rekan korban penembakan massal The Dark Knight Rises meminta Warner Bros. ikut berpartisipasi dalam gerakan kontrol senjata api dan senapan, termasuk tak memberi donasi kepada politikus yang menerima dana dari Asosiasi Nasional Pemilik Senapan Amerika (NRA).
Warner Bros Respons Anggapan 'Joker' Picu KekerasanFilm 'Joker' mengangkat kisah kehidupan Arthur Fleck (diperankan Joaquin Phoenix) yang memiliki masalah kesehatan mental. (dok. Warner Bros Pictures via YouTube)
Warner Bros. turut mengomentari hal tersebut, menyadari senjata api telah menjadi isu panas yang dibahas di Amerika Serikat. Mereka juga menyampaikan simpati sedalam-dalamnya terhadap keluarga serta rekan yang kehilangan karena tragedi itu.

"Perusahaan kami memiliki sejarah panjang dalam berdonasi kepada korban kekerasan termasuk Aurora dan yang lainnya. Warner Media juga bergabung dengan petinggi bisnis dalam membahas kebijakan terkait epidemik tersebut," tulis keterangan tersebut.


Dalam surat terbuka, pihak keluarga korban mengatakan keputusan studio membuat kisah berlandaskan simpati ini membuat mereka tercengang. Para keluarga dan rekan korban bahkan mengutip pepatah terkenal dalam komik Spider-Man.

"Kekuatan besar datang dengan tanggung jawab yang besar pula," ujar mereka.

Meski menerima kritik, Joker telah menerima dukungan dari banyak kritikus film terutama atas akting Joaquin Phoenix. Beberapa kritikus juga menggarisbawahi pesan sosial yang mendasari film itu.

Joker akan tayang secara global termasuk di Indonesia pada 2 Oktober.

[Gambas:Video CNN] (chri/rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER