ULASAN KONSER

Meradu Rindu Kuping Melayu di Synchronize Fest 2019

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Minggu, 06 Okt 2019 16:52 WIB
Ada yang unik di Synchronize Fest 2019 Sabtu (5/10) malam, banyak penggemar musik indie bernyanyi lantang musik pop Melayu yang sempat mereka hujat dulu kala.
Penampilan yang tak kalah menarik adalah Andika yang belakangan dijuluki Babang Tampan atau Tamvan. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lagu cinta melulu
Kita memang benar-benar melayu
Suka mendayu-dayu
Lagu cinta melulu

Apa memang karena kuping melayu
Suka yang sendu-sendu
Lagu cinta melulu

Lirik di atas merupakan penggalan dari lagu Cinta Melulu milik Efek Ruma Kaca. Vokal Cholil Mahmud terngiang di kepala saya saat menyaksikan penampilan Oom Leo Berkaraoke yang berkolaborasi dengan band-band pop melayu di Synchronize Fest 2019, Gambir Expo, Kemayoran Jakarta Pusat, Minggu (6/10) dini hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lagu itu terngiang karena saya adalah salah satu orang yang tidak mendengarkan band-band pop Melayu saat muncul pada awal dekade 2000-an. Bukan karena kampungan atau alay seperti yang orang kebanyakan tuduhkan, tapi karena musik pop Melayu 'tidak masuk' di telinga saya.

Tapi kenyataannya, saya hafal beberapa lirik lagu dari band-band pop Melayu yang tampil dini hari tadi. Begitu pula dengan sejumlah penonton di sekeliling saya yang sangat kencang bernyanyi serta berjoget. Beberapa kali terdengar percakapan bahwa mereka heran mengapa bisa hafal walau dulu membenci musik itu.

Mungkin itu lah definisi guilty pleasure.

Dalam sesi Oom Leo Berkaraoke tadi malam, ada empat band pop Melayu asal Indonesia yang dijadwalkan tampil. Mereka adalah Andika Mahesa ex-Kangen Band, Radja, Setia Band dan Wali. Komposisi yang terbilang tepat sebagai representasi pop Melayu Indonesia.
Boyband SMASH tiba-tiba muncul sebagai pembuka Oom Leo Berkaraoke. Boyband SM*SH tiba-tiba muncul sebagai pembuka Oom Leo Berkaraoke. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Keempat band itu tampil bak pemandu karaoke, secara bergantian mereka naik panggung. Belum juga dikejutkan dengan penampilan band-band melayu, Oom Leo sudah memberikan kejutan di awal.

Ia memanggil SM*SH yang langsung membawakan I Heart You dan Inikah Cinta Milik Me.

Alih-alih diam tercengang, penonton tetap asik bernyanyi lantang. Mereka hafal bagian reff I Heart You. Boyband yang pernah mengisi musik Indonesia itu sepertinya juga termasuk kategori guilty pleasure mayoritas pengunjung Synchronize Fest 2019.

Radja menjadi band pertama yang tampil dalam sesi Oom Leo Berkaraoke. Mereka membawakan sederet lagu hit pada masanya, seperti Benci Bilang Cinta, Bulan, Tulus, Cinderella dan Jujur.

Nyatanya, penonton festival musik itu banyak yang hafal dengan lirik lagu pop Melayu. Mereka seakan lupa pernah sebal atau mungkin memang menyukai secara tidak sadar.

Penampilan Radja sangat rapi. Apalagi, Ian Kasella terbilang sangat interaktif dengan penonton, mulai dari menyapa sampai memberikan bocoran lagu berikutnya akan dibawakan.

"Ini kalian semua udah siap padadam? Sebelum nyanyi gue mau dengar semangat kalian dulu," kata Ian yang kemudian menyanyikan lagu Benci Bilang Cinta.
Meradu Rindu Kuping Melayu di Synchronize 2019Radja menjadi salah satu band pop melayu yang tampil dalam sesi Oom Leo Berkaraoke. mereka membawakan sederet lagu hit seperti Bulan, Cinderella, Jujur dan Benci Bilang Cinta. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Selain Ian, Oom Leo juga sering berinteraksi dengan penonton di jeda lagu. Ia memberikan bocoran lagu berikutnya yang akan dibawakan Radja dan ngobrol dengan Ian. Tapi ada satu kalimat Oom Leo yang sangat 'pahit', tapi disambut tawa penonton.

"Mampus gak lo anak-anak indie. Siapa yang dulu hina-hina Inbox? Siapa yang dulu hina-hina Dahsyat?," kata Oom Leo dari atas panggung.

Oom Leo benar. Synchronize Fest banyak menampilkan musisi indie dan mayoritas pengunjung adalah penggemar musik indie yang cenderung anti musik mainstream, termasuk band-band pop Melayu. Tapi mereka tetap bernyanyi saat Radja tampil.

Perkataan Oom Leo seakan mendukung penggalan lirik Cinta Melulu yang berbunyi 'apa memang karena kita kuping Melayu?'. Mungkin benar bahwa kuping kita memang Melayu, tapi malu mengaku atau belum mengaku saat era pop Melayu berjaya.

Penampilan yang tak kalah menarik adalah Andika yang belakangan dijuluki Babang Tampan atau Tamvan, entahlah. Ia membuka penampilan dengan membawakan lagu Tentang Aku, Kau dan Dia.

Namanya juga guilty pleasure, penonton menyanyi dengan lepas. Apalagi bagi mereka yang sudah mulai di 'awang-awang'.

Saya sendiri sempat tertawa heran menyaksikan 'fenomena' tadi malam. Otak saya mencerna bagaimana mungkin musik yang dulu sempat menuai hujatan kini malah dinyanyikan lantang oleh penghujatnya? Sekali lagi, mungkin karena faktor kuping Melayu.

Andika sendiri sudah memprediksi 'fenomena' tadi malam akan terjadi. Saat diwawancarai YouTuber Gofar Hilman beberapa waktu lalu, Babang Tamvan menjelaskan bahwa orang-orang yang membenci lagu-lagu Kangen Band justru adalah mereka yang hafal. Anehnya, hal itu terbukti dini hari tadi.

Dari segi penampilan, suara Andika sebenarnya 'kelewat' biasa. Pada beberapa bagian, nada tinggi lagu DOY dan Terbang seperti ia paksa untuk sampai. Tapi hal itu sepertinya tidak menjadi soal bagi penonton, mereka hanya ingin bernyanyi.

Hal menarik terjadi di tengah penampilan Andika. Ex gitaris Kangen Band yang bernama Dhody naik panggung. "Tepuk tangan buat Dhody. Udah dari 2012 saya enggak ketemu Dhody, dipertemukan di Synchronize Fest 2019," kata Andika.
Selain membawakan lagu hit mereka sendiri, Setia Band juga mengcover lagu Bintang Kehidupan milik Nike Ardilla.Selain membawakan lagu hit mereka sendiri, Setia Band juga mengcover lagu Bintang Kehidupan milik Nike Ardilla. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Penampilan selanjutnya dari Setia Band tidak semenarik Radja dan Andika yang tampil bersama Dhody.

Selain karena tata suara yang bermasalah, mereka sempat membawakan lagu Bintang Kehidupan milik Nike Ardilla. Nuansa pop Melayu yang sudah naik dan kental mendadak ambyar.

Begitu pula dengan Wali. Mereka kurang tepat ditampilkan sebagai penutup sesi Oom Leo Berkaraoke, pasalnya mereka masih terus berkarya sampai saat ini sehingga kurang ada rasa rindu. Beda hal dengan Radja yang tidak lagi produktif atau Kangen Band yang sudah bubar.

Alhasil, akhir dari sesi Oom Leo Berkaraoke kurang klimaks. Akan lebih baik kalau Andika dan Dhody tampil sebagai penutup. Meskipun begitu, kuping Melayu penonton tampaknya menikmati sajian mendayu Synchronize Festival 2019 tadi malam. (end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER