Jakarta, CNN Indonesia -- Acara bertajuk
Night of Hate Comments akan dihentikan. Keputusan itu disampaikan JTBC2 selaku saluran televisi yang menayangkan program tersebut pada Senin (21/10).
Hal itu diputuskan sekitar satu minggu setelah
Sulli, sebagai salah satu pembawa acara utama di
Night of Hate Comments dinyatakan meninggal dunia di rumahnya pada Senin (14/10).
Melansir OSEN via
Naver, JTBC2 menyatakan
Night of Hate Comments akan berakhir di episode 16 yang tayang pada 11 Oktober lalu dan tak akan berlanjut di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah kabar menyedihkan datang dari salah satu pembawa acara utama kami dan mempertimbangkan arah produksi, kami menghentikan program karena tak bisa dilanjutkan tanpa Sulli," tulis JTBC2.
JTBC2 mengaku sangat terhormat bisa menghabiskan waktu bersama Sulli selama menjalani program
Night of Hate Comments. Mereka berharap Sulli kini beristirahat tenang.
"Kami juga berterima kasih kepada penonton setia
Night of Hate Comments dan bersimpati dengan niatan kami untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas bahayanya komentar jahat," tuturnya.
Night of Hate Comments merupakan acara bincang-bincang di mana para bintang tamunya yang kebanyakan merupakan idol Korea menceritakan kisahnya ketika menjadi korban serangan komentar jahat warganet.
Dalam acara tersebut, Sulli mengungkapkan dirinya pernah diam-diam membalas akun jahat karena dinilai berlebihan, salah satunya ketika dirinya disebut menggunakan obat terlarang dan fotonya disandingkan dengan pengguna obat-obatan tersebut.
"Saya tidak melakukan hal yang melanggar hukum," tuturnya dalam acara tersebut.
 Sulli diduga bunuh diri lantaran tak kuat menahan 'serangan' komentar jahat warganet padanya. (Foto: Screenshot via Instagram/@jelly_jilli) |
Sulli juga menceritakan pengalamannya ketika mendapat serangan akibat tak menggunakan pakaian dalam. Menurutnya, hal tersebut merupakan kebebasan tiap individu dan itu menjadi pilihannya.
Dalam acara itu, mantan member f(x) ini juga bercerita pernah melaporkan salah satu warganet yang kerap menyerangnya. Namun, laporan tersebut akhirnya dibatalkan setelah mengetahui pelaku seumuran dengannya dan berkuliah di salah satu universitas ternama.
"Jika saya tidak menarik laporan, ia akan menjadi mantan narapidana dan memiliki masalah di kemudian hari ketika mencari pekerjaan," tutur Sulli.
Di kesempatan lain, Sulli pernah menerima surat permintaan maaf dari warganet yang telah menyerangnya. Dalam surat itu, warganet tersebut mengaku tak menyangka komentarnya menjadi permasalahan besar. Komentar jahat itu diberikan karena mereka stres menjalani kehidupan dan meluapkan kepada Sulli.
Dalam siaran langsung terakhir, Sulli pernah meminta warganet tak memberikan komentar jahat kepadanya.
"Saya bukan orang jahat. Sebutkan satu saja alasan yang membuat saya layak menerima komentar jahat," ujarnya sambil tersenyum pahit.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
(chri/rea)