Jakarta, CNN Indonesia -- "Izinkan aaakuuu... untuk terakhir kalinyaaa..."
Penggalan lagu "Berharap Tak Berpisah" yang dipopulerkan Reza Artamevia tersebut sempat berseliweran di linimasa jejaring sosial berkat tagar #izinkanakuchallenge beberapa waktu lalu.
Tantangan jagad maya ini memotret tren karaoke massal yang kini sedang berkembang di berbagai bar, di mana lagu tersebut memang menjadi salah satu nomor paling banyak dinyanyikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Instagram]Sebagai pemandu karaoke massal, Oomleo mengakui bahwa lagu ini memang paling banyak diminta oleh pengunjung bar atau konser di mana ia tampil.
Nada-nada yang mudah dinyanyikan dan asyik dinyanyikan secara sing along, seolah menjadi faktor lagu ini tak lekang oleh waktu.
Fenomena ini pun berdampak pada Denny Chasmala, pencipta lagu yang masuk ke dalam album ketiga Reza bertajuk Keyakinan tersebut.
Dalam program Duo Bujang di kanal Narasi TV, Denny mengaku bahwa "Berharap Tak Berpisah" memang menjadi salah satu lagu paling populer yang pernah ia ciptakan. Meski sudah dirilis pada 2002, sampai sekarang Denny masih menerima royalti dari lagu itu.
Denny pun mencoba menganalisis faktor di balik lagu lawas yang kemudian masih tetap berjaya hingga saat ini.
"Yang membedakan zaman dulu dan sekarang. Lagu adalah lagu, sementara musik adalah hal yang berbeda. Ada musik 80-an, 90-an, 2000, kalau musik sekarang cenderung DJ. Lagu DJ enak didengar, enggak enak
dinyanyiin," ujar Denny.
"Kalau lagu 80-an dan 90-an itu adalah notasi dan harmoni, di mana kita sedang menyanyikan sebuah melodi. Jadi anak sekarang balik ke 90-an karena musik sekarang enggak ada yang menyuguhkan melodi itu."
Lebih lanjut, ia pun membagikan empat kiat untuk membuat lagu menjadi sebuah hit. Pertama, jarak yang tidak terlalu lama menuju refrain.
"Gua belajar rumus lagu hit. Pertama, orang itu enggak mau terlalu lama ke reff. Kayak iklan saja, dalam 15 sampai 20 detik sudah harus di-
kick [ke intinya]. Begitu juga dengan lagu Stephanie Poetri yang langsung ke reff," katanya.
Kedua, banyak pengulangan agar orang tak perlu mendengarkan beberapa kali sebelum hafal. Selanjutnya, tangga nada juga harus dipikirkan.
"Ketiga, dengan nada pentatonik [skala dalam musik dengan lima not per oktaf] dan yang keempat,
mindset-nya harus memudahkan orang memainkan nada tersebut," katanya.
[Gambas:Youtube] (agn/has)