Jakarta, CNN Indonesia -- Para petinggi
BAFTA menanggapi kegagalan mereka untuk menominasikan keberagaman dalam kategori utama di ajang British Academy Film Awards. Sebelumnya, sejumlah pencinta film menyampaikan kegusaran lewat tagar #BAFTASoWhite, begitu daftar nominasi diumumkan pada Selasa (7/1) kemarin.
Apalagi, beberapa bintang yang dijagokan seperti aktris Inggris Brit Cynthia Erivo, Jennifer Lopez, dan Lupita Nyong'o tak menjadi nominee.
"Sejujurnya, kami kecewa dan berusaha untuk tidak merugikan orang-orang yang telah dinominasikan," ujar Amanda Berry, Kepala Eksekutif BAFTA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, pihaknya kemudian membuat pembelaan dengan mengutip kategori Rising Star, yang antara lain diisi oleh bintang
Top Boy dan
Blue Story Michael Ward, Awkwafina, dan Kelvin Harrison Jr., sebagai contoh bagaimana hal-hal akan berubah di masa mendatang.
"Kelompok itu jauh lebih beragam dan sekali lagi, talenta para bintang yang bersinar sejak di awal karier yang membuat kami melihat bakal ada perubahan," katanya.
Ketua Komite Film BAFTA menambahkan tanggapan Berry dengan berkilah, "Jelas semua orang tahu bahwa para nominasi di empat kategori bidang akting berkulit putih, itu menyebalkan, kita tidak bisa membuat industri melakukan sesuatu. Yang bisa kita lakukan adalah mendorong, menginspirasi, dan mencoba untuk membantu mereka yang datang dari bawah."
 Jennifer Lopez yang berdarah Latin turut menjadi sorotan usai gagal masuk nominasi BAFTA Awards 2020. (Foto: Noam Galai/Getty Images for FIJI Water/AFP) |
Namun, penjelasan pihak BAFTA itu lantas dibantah oleh para pencinta film yang menunjukkan bahwa Lopez, Erivo, dan Nyong'o tidak diberi tempat di antara nominasi. Padahal, Margot Robbie dan Scarlett Johansson masing-masing menerima dua nominasi. Robbie sendiri hadir di kategori Supporting Actress lewat dua film, yakni
Bombshell dan
Once Upon a Time... in Hollywood.
Kurangnya keragaman dianggap memalukan bagi BAFTA, yang disebut
Aceshowbiz telah mencoba menyegarkan keanggotaan dengan para bintang muda dari berbagai latar belakang dalam beberapa tahun terakhir. Salah langkah lain adalah kurangnya wanita di antara nominasi sutradara terbaik - meski pembuat film
Little Women, Greta Gerwig mengisi daftar itu.
Alih-alih mengakui kesalahan dan berusaha memperbaiki, Berry malah mengkambinghitamkan studio yang tidak menawarkan kesempatan kepada wanita.
"Kami hanya perlu membuat studio menyoroti lebih banyak proyek [film] yang mencakup beragam subyek yang disutradarai oleh wanita. Itu telah terjadi tapi tidak cukup cepat, jadi kami akan berusaha sangat keras," katanya.
[Gambas:Instagram] (agn/rea)