Jakarta, CNN Indonesia -- Sineas Indonesia sedang menunggu pemerintah mengesahkan protokol syuting di tengah
pandemi setelah drafnya diserahkan ke Gugus Tugas
Covid-19 pada Selasa (2/6).
"Saya diinformasikan teman-teman di BPI [Badan Perfilman Indonesia], draf protokol syuting didaftarkan ke Gugus Tugas pada Selasa kemarin," kata Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Edwin Nazir, melalui pesan singkat kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (3/6).
Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI), Chand Parwez, mengonfirmasi kabar tersebut dan mengatakan bahwa mereka sedang menunggu keputusan pemberlakuan protokol syuting tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah membahas dan berdiskusi dengan para stakeholder sejak beberapa minggu yang lalu, dengan melihat beberapa referensi dari negara lain. Sudah diajukan juga ke tim yang melibatkan semua, termasuk Kemenparekraf, BNPB, Kemenkes. Nanti mereka akan evaluasi," kata Chand saat dihubungi terpisah via telepon.
Ia kemudian berkata, "Mudah-mudahan Jumat ini [diputuskan dan diberlakukan] karena sudah terlalu lama."
Parwez kemudian mengungkapkan bahwa poin-poin dalam draf pengajuan protokol itu isinya tak jauh berbeda dengan yang sudah ditetapkan Gugus Tugas Covid-19 dalam upaya pencegahan penyebaran virus.
"Yang pasti, yang sangat prinsipil itu yang umum telah ditetapkan, dan yang spesifiknya mereka memberi kebebasan kepada bidang usaha kreatifnya. Treatment produksi film nanti ada ring 1, ring 2, lalu terhadap tim sinematografer, syuting harus sehat, ada karantina, dan sebagainya, untuk tetap menjaga keselamatan," katanya.
Sebelumnya, sutradara Hanung Bramantyo juga telah berbagi kepada
CNNIndonesia.com bahwa pada dasarnya usulan protokol kesehatan dari para sineas mengikuti standar dari Satgas COVID-19.
Beberapa di antaranya adalah pemakaian masker, pembatasan jumlah kru dan pemeriksaan suhu, tata cara jam kerja, hingga perlakuan khusus untuk pekerja di atas 45 tahun sebagai kelompok rentan.
Hal senada juga disampaikan Edwin yang menilai salah satu usulan menarik dari sineas adalah pembuatan divisi khusus dalam tim produksi yang memastikan protokol itu dipatuhi. Ada pula urusan jenis makanan.
Bukan hanya itu, Edwin menyebut jaminan kesehatan untuk seluruh kru juga jadi hal yang patut dipersiapkan dalam sebuah produksi film.
"Ada asuransi untuk seluruh tim produksi, jadi mereka kru pun bisa tenang kalau ada apa-apa, ada yang menanggung. Sama mungkin untuk tes bisa dari pemerintah yang menyediakan, sebelum syuting," kata Edwin.
[Gambas:Video CNN]Edwin menyebut usulan ini dibuat setelah mereka mempelajari protokol sejumlah negara yang telah berjalan sebelumnya dan disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
Ia mengambil contoh Inggris. Menurut Edwin, Inggris mengusulkan produksi film dengan sistem karantina satu tempat. Namun, menurut Edwin, Indonesia belum memiliki studio besar dengan semua set lengkap di dalamnya.
"Cenderung pindah-pindah," kata Edwin menyebut kondisi syuting di Indonesia.
Sementara itu di Jerman, katanya, hanya bisa tiga pemain dalam satu screen.
"Namun ini perlu disesuaikan dengan situasi dan produksi filmnya seperti apa," katanya.
Para sineas berharap protokol ini dilakukan secara bertahap, sehingga bisa dievaluasi dan diperbarui mengikuti perkembangan pandemi.
"Kalau kondisi membaik, ya disesuaikan kembali," kata Edwin.
(agn/has)