Banksy Bersuara soal Rasisme, Kritisi Sistem Kulit Putih

CNN Indonesia
Sabtu, 06 Jun 2020 20:03 WIB
Two men are sitting in front of a famous graffiti of British street artist Banksy, painted on a wall of a gas station in the West Bank city of Bethlehem on December 16, 2015. AFP PHOTO / THOMAS COEX / AFP PHOTO / THOMAS COEX
Ilustrasi salah satu karya seniman grafiti misterius, Banksy. (AFP PHOTO / THOMAS COEX)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seniman grafiti sekaligus aktivis tenar asal Inggris, Banksy, turut mengekspresikan kritikan soal isu rasialisme bertajuk Black Lives Matter di dunia.

Kritikan itu disampaikan di akun Instagram menyoal gerakan Black Lives Matter usai insiden kematian George Floyd oleh oknum aparat polisi Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, 25 Mei.

Konten tersebut berada di linimasa sekitar pukul 17.30 WIB. Sekitar 30 menit bercokol sudah 271.705 orang yang menyukainya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya ada tiga bagian gambar di unggahan tersebut. Bagian pertama menggambarkan orang tanpa raut wajah berwarna hitam yang berada dalam bingkai foto. Kemudian di sampingnya ada lilin yang menyala.

Pada gambar kedua, foto orang dalam bingkai tersebut dilengkapi dengan latar belakang bendera AS dan tembok berwarna hitam. Barulah pada terakhir ia menuliskan kritikannya.

"Pada awalnya saya pikir saya harus diam dan mendengarkan orang kulit hitam tentang masalah ini," bunyi awalan komentar Banksy itu seperti dikutip dari instagram pribadinya, Sabtu (6/6).

Banksy sendiri pernah menjadi 100 tokoh paling berpengaruh versi Time pada 2010. Kebanyakan penggemar karyanya tak begitu peduli dengan kemisteriusan identitas dan juga wajahnya.

Kendati demikian, Banksy dihormati karena 'pemboman' atau pembuatan grafiti ilegal di dinding-dinding Bristol, Inggris, sejak 1990-an hingga karyanya di rumah-rumah pelelangan di AS dan Inggris.

[Gambas:Instagram]

Akhir-akhir ini dunia berempati atas kematian George Floyd, warga keturunan Afrika-Amerika yang terbunuh akibat tindakan polisi Amerika Serikat

Hal itu kemudian menyebabkan unjuk rasa besar-besaran di AS bahkan berbagai negara lain di dunia, dari Prancis, Kanada hingga Australia, dan kemudian kembali mencuatkan gerakan Black Lives Matter.

Kegagalan sistem kulit putih

Banksy menilai masalah akhir-akhir ini yang terjadi di masyarakat AS ialah sebuah kegagalan sebuah sistem, yakni sistem kulit putih.

"Orang kulit berwarna gagal oleh sistem, sistem kulit putih. Seperti pipa yang bocor membanjiri apartemen orang-orang yang tinggal di bawahnya. Kesalahan ini membuat hidup mereka sengsara, tetapi bukan tugas mereka untuk memperbaikinya," lanjut Banksy.

Untuk selanjutnya dengan tegas ia mengatakan kegagalan tersebut harus diperbaiki oleh orang kulit putih itu sendiri. Jika tidak, harus harus ada seseorang yang melakukan gebrakan untuk memperbaiki kegagalan itu.

"Ini masalah kulit putih. Dan jika orang kulit putih tidak memperbaikinya, seseorang harus datang dan menendang pintu," pungkas Banksy.

Hingga kini masyarakat AS masih terus memperjuangkan kampanye Black Lives Matter. Informasi terkini aparat kepolisian yang menyebabkan George Floyd terbunuh, Derek Chauvin telah dicopot dari satuannya.

Usai kematian Floyd dikonfirmasi, Chauvin disangka pasal pembunuhan tingkat tiga. Sangkaan itu kemudian diperberat menjadi pembunuhan tingkat dua dan terancam dipenjara selama 40 tahun.

(ndn/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER