Musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji buka suara setelah unggahan skeptis terhadap foto korban Covid-19 karya pewarta foto Joshua Irwandi viral di media sosial dan mengundang beragam perdebatan. Ia menyebut tak mendiskreditkan profesi pewarta foto.
Sebelumnya Anji mengunggah kembali foto korban Covid-19 karya Joshua Irwandi dalam akun Instagram miliknya. Dalam unggahan tersebut, Anji merasakan ada sejumlah kejanggalan, mulai dari diunggah bersamaan oleh akun berpengikut banyak hingga fotografer mendapat izin memfoto jenazah korban Covid-19.
Unggahan tersebut menuai banyak pro-kontra. Banyak netizen yang sepaham dengan Anji dalam komentar di unggahan tersebut. Namun aliansi pewarta foto dan banyak netizen lainnya mengecam unggahan Anji itu yang membuat seolah foto tersebut adalah rekayasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui utas di akun Twitter, Anji mengaku foto Joshua Irwandi yang viral ia lihat dari kacamata influencer. Ia pun mengaku pada Minggu (19/7) mengikuti pertemuan virtual yang juga diikuti oleh banyak fotografer.
"Ini adalah tentang perbedaan sudut pandang. Saya membaca viralnya foto Joshua Irwandi dari banyak akun besar dengan pola caption yang seragam," kata Anji.
"Saya bukan mendiskreditkan Joshua atau profesinya, tetapi membahas pola penyebaran fotonya di media sosial," lanjutnya.
"Pertanyaan tentang 'Kenapa keluarga orang yang meninggal karena Covid-19 tidak boleh menjenguk, sementara seorang Fotografer boleh', bukanlah pertanyaan saya sendiri. Tapi banyak orang. Hanya saja, saya menyuarakannya," kata Anji.
"Lalu saya mendapat penjelasan tentang etika jurnalistik beserta aturan-aturannya. Saya mendapat penjelasan dari beberapa Fotografer, juga dalam forum yang membahas foto Joshua Irwandi, malam tadi. Ada Joshua juga di dalam forum itu," lanjutnya.
"Well, saya jadi belajar tentang hal itu,"
"Sebagai catatan tambahan, saya tidak (pernah) mendiskreditkan profesi Fotografer, juga foto Joshua. Dalam caption di IG, saya menyuarakan hal-hal yang menurut saya janggal. Jika terjadi kesalahan asumsi dalam memahami kalimat saya, saya minta maaf," katanya.
Anji bukan hanya membahas soal kekisruhan foto korban Covid-19, tetapi juga kontroversi ucapannya soal jangan pakai masker saat olahraga, sudut pandang influencer atas penyebaran berita, izin fotografer, serta soal empati terhadap tenaga kesehatan.
"Saya percaya Covid-19 itu nyata, tapi tidak semengerikan apa yang diberitakan media. Memang saat ini, hal itu yang saya rasakan. Bahaya media. Saya sering mengajak orang untuk olahraga dan menjauhkan ketakutan agak imunitas meningkat. Itu yang saya percaya sebagai obat," kata Anji.
Anji diketahui mengunggah keraguannya atas foto korban Covid-19 tersebut pada akhir pekan lalu. Ia merasa bahwa foto yang kemudian viral karena diunggah banyak akun berpengikut banyak itu memiliki sosok kunci di balik penyebaran berita foto tersebut.
Sejumlah komentar juga menyuarakan hal yang senada dengan Anji.
"Anji mulai berada ditrack yang keren! Track kebenaran!," kata Ifan, vokalis Seventeen.
"We're on the same mindset mas Anji. U are not alone," kata Laurent Rando.
"SOCIAL DISTORTION," kata musisi Awwalur Rizqi Al-firori.
Namun unggahan Anji tersebut juga mendapatkan kecaman dari para pewarta foto dan netizen lainnya, salah satunya dari fotografer Nyimas Laula.
"Saya kira mas Anji yang hobi foto paham mana fotografer mana jurnalis foto/pewarta foto/photojournalist (???)," komentar netizen lainnya.
Organisasi profesi Pewarta Foto Indonesia (PFI) sendiri mengecam pernyataan Anji terkait foto karya jurnalistik tentang jenazah pasien virus corona (Covid-19) yang menjadi viral di media sosial.
"Karena PFI menilai ini merupakan bentuk pelecehan terhadap karya jurnalistik yang otentik dan pendiskreditkan profesi," kata Reno dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Senin (20/7).
Reno menegaskan kerja jurnalistik dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Ia menyebut pernyataan mantan vokalis band Drive itu dibuat tanpa fakta.
"PFI mengecam serta mengutuk opini yang tidak berimbang dan terkesan dibuat-buat dari saudara Anji, yang menyebabkan keresahan di kalangan pewarta foto, fotografer, dan masyarakat umum," ujarnya.