Setelah sempat merasakan manis peningkatan penonton di tengah pandemi Covid-19, industri perfilman serta bioskop Korea Selatan harus kembali menelan pil pahit karena terserang gelombang kedua corona.
Peningkatan kasus infeksi virus corona dalam beberapa pekan terakhir membuat pemerintah kembali memperketat aturan jaga jarak sosial dan perkumpulan di ruang tertutup, yang pada akhirnya berdampak bagi bioskop.
Keputusan ini diambil kala industri perfilman dan bioskop Negeri Ginseng baru saja perlahan bangkit setelah nyaris mati suri sejak terserang wabah virus corona sejak Februari lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puncak kebangkitan singkat tersebut terlihat pada awal hingga menjelang akhir Agustus, tepat sebelum pemerintah Korsel mengumumkan gelombang kedua corona.
Kondisi ini terlihat dari total penjualan tiket Deliver Us from Evil yang mencapai 4,18 juta hingga 26 Agustus sejak tayang pada awal bulan. Penjualan itu menjadi yang tertinggi selama pandemi.
Dengan performa tersebut, Deliver Us from Evil menempati posisi kedua setelah The Man Standing Next sebagai film yang berhasil menjual lebih dari 4 juta tiket. The Man Standing Next sendiri dirilis pada Februari, sebelum pandemi meluas.
Sebulan sebelumnya, tepatnya Juli, total penonton yang datang ke bioskop juga mencapai 5,62 juta orang.
Capaian itu terjadi setelah pemerintah melonggarkan aturan jaga jarak, juga didorong dengan perilisan film-film laga zombi lokal, seperti Peninsula dan #ALIVE.
#ALIVE menjadi film pertama yang menarik lebih dari 1 juta penonton. Peninsula menjadi film pertama yang mendapatkan 3 juta penonton di tengahpandemi.
![]() |
Angka tersebut dianggap sebagai capaian tinggi karena industri bioskop Korea sempat terpuruk dengan penjualan hanya mencapai 970 ribu tiket pada April, ketika pandemi baru saja dimulai.
Jumlah penonton kala itu menjadi yang terendah sejak Dewan Perfilman Korea mulai mengumpulkan data pada 2004.
Lonjakan penonton dalam tiga bulan terakhir membuat banyak distributor Hollywood mempercayakan penayangan film mereka di Korea.
Sebut saja Mulan, Tenet, hingga The New Mutants yang dijadwalkan tayang lebih dahulu di Korea daripada Amerika Serikat. Kendati demikian, peningkatan kasus Covid-19 per hari di Korea Selatan pada Agustus memengaruhi rencana tersebut.
Pada 19 Agustus, Korea Selatan melaporkan 297 kasus baru. Angka itu menjadi yang tertinggi sejak awal Maret. Pemerintah setempat pun meningkatkan kebijakan jaga jarak ke level 2.
Pemerintah melarang perkumpulan dalam ruangan yang terdiri dari 50 orang atau lebih, dan pertemuan di luar ruangan dengan 100 orang atau lebih.
Kebijakan tersebut membuat Warner Bros Korea membatalkan penayangan terbatas Tenet untuk media, termasuk konferensi daring bersama Christopher Nolan, John David Washington, dan Elizabeth Decbicki pada pekan itu.
"Kami minta pengertian karena ini menjadi langkah untuk menjamin kesehatan dan keamanan di tengah pandemi Covid-19," demikian keterangan Warner Bros Korea seperti dilansir Korea Times.
Kendati demikian, penayangan preview Tenet tetap digelar akhir pekan lalu. Dalam preview tersebut, film Tenet berhasil meraup US$717 ribu atau sekitar Rp10,4 miliar dari penjualan 87 ribu tiket.
Film terbaru Christopher Nolan itu pun resmi dirilis di Korsel pada Rabu (26/8). Berdasarkan data Dewan Perfilman Korea, Tenet baru menjual 222 ribu tiket.
Angka itu diperoleh setelah salah satu jaringan bioskop terbesar Korea, CGV, hanya dapat menjual 50 persen dari kapasitas biasa untuk menerapkan jaga jarak antarpenonton setelah gelombang dua corona. CGV kawasan Yongsan pun sedang tutup sementara.
Peningkatan kasus per hari di tengah gelombang kedua pandemi Covid-19 juga membuat beberapa bioskop di Korea Selatan kembali ditutup.
CGV menyatakan gedung bioskop di Yongsan IPark Mall ditutup setelah seorang pekerja paruh waktunya terinfeksi virus corona. Bioskop itu memiliki 20 layar yang mampu menampung sekitar 3.800 orang.
Tak hanya itu, jaringan bioskop terbesar di Korea tersebut juga telah mengurangi kuota penjualan tiket hingga 50 persen sejak Rabu (19/8).
Keputusan itu membuat seluruh tiket untuk penayangan Tenet di IMAX dibatalkan dan dikembalikan sepenuhnya kepada pembeli.
Pihak bioskop juga meminta pelanggan melakukan pemesanan tiket kembali dengan pengaturan tempat duduk yang baru.
Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa pembeli tiket untuk film lain dengan kapasitas teater yang masih di bawah 50 persen juga akan diberikan nomor kursi baru.
Kebijakan pemerintah terkait pembatasan perkumpulan di ruang tertutup ini akhirnya membuat sejumlah film lokal tunda perilisan di layar lebar.
The Golden Holiday, film terbaru Kwak Do-won (The Wailing, The Attorney), yang seharusnya tayang pada Rabu (19/8), terpaksa ditunda hingga waktu belum ditentukan.
Penayangan The Golden Holiday sendiri sudah ditunda dua kali. Awalnya, film ini dijadwalkan tayang pada April, tapi batal karena gelombang pertama Covid-19.
Film terbaru Park So-dam setelah Parasite, Fukuoka, juga menunda penayangan terbatas untuk media serta konferensi pers yang awalnya dijadwalkan pada Jumat (21/8).
Tim film Deliver Us from Evil juga menunda acara promosi yang seharusnya digelar pada Senin (17/8). Konferensi pers film terbaru Song Joong-ki, Space Sweepers, juga jadi dilakukan secara daring.
Demi meredam penyebaran virus corona, pemerintah melalui Dewan Perfilman Korea juga menunda jadwal pemberian potongan harga tiket sebesar 6 ribu won atau sekitar Rp74 ribu supaya tidak mengundang semakin banyak orang ke bioskop.
Di tengah pandemi Covid-19, film hit #ALIVE juga akhirnya memilih untuk tayang secara daring usai dirilis di Korea Selatan beberapa bulan lalu. Film yang dibintangi Yoo Ah-in dan Park Shin-hye ini bakal tayang secara global pada 8 September di Netflix.
Hingga kini, Dewan Perfilman Korea serta jaringan bioskop Korea masih belum merilis perkiraan kerugian di tengah gelombang kedua wabah virus corona.
(has)