Kanye West Bantah Dibayar Partai Republik untuk Bantu Trump

CNN Indonesia
Selasa, 01 Sep 2020 15:10 WIB
Kanye West membantah ia dibayar oleh Partai Republik untuk mencalonkan diri menjadi presiden AS agar memecah suara warga hingga Donald Trump bisa menang pemilu.
Kanye West membantah ia dibayar oleh Partai Republik untuk mencalonkan diri menjadi presiden AS agar memecah suara warga hingga Donald Trump bisa menang pemilu. (AFP Photo/Timothy A. Clary)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rapper Kanye West membantah tudingan bahwa ia dibayar oleh Partai Republik untuk mencalonkan diri menjadi presiden Amerika Serikat agar suara masyarakat terpecah hingga akhirnya Donald Trump dapat kembali menang dalam pemilihan umum.

"Orang terus berkata, 'Saya rasa Anda dan Partai Republik bersekongkol.' Bro, tak ada yang bisa membayar saya. Saya punya lebih banyak uang ketimbang Trump," ujar West dalam wawancara dengan Nick Cannon, seperti dikutip NME.

Sejak awal mendeklarasikan pencalonan diri sebagai presiden AS pada 4 Juli lalu, West memang selalu dituding bersekongkol dengan Partai Republik demi kemenangan Trump.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

West dianggap dapat memecah suara untuk Partai Demokrat hingga akhirnya Trump bisa mengumpulkan jumlah elektorat yang cukup dan keluar sebagai pemenang pemilu.

Dugaan ini kian kuat setelah The New York Times memberitakan bahwa pengacara yang pernah bekerja untuk kampanye Trump, Lane Ruhland, mendaftarkan nama West agar tertera dalam kertas suara di Wisconsin pada awal Agustus lalu.

Kabar ini memperkuat berita The Milwaukee Journal Sentinel sebelumnya yang menyebutkan bahwa pendaftaran nama West di negara bagian Wisconsin ini didukung oleh sejumlah kader dari Partai Republik.

Sehari setelah kabar di Wisconsin, Vice melaporkan bahwa seorang kader Partai Republik, Rachel George, juga membantu mendaftarkan nama West di negara bagian Colorado.

Trump sendiri mengakui bahwa kehadiran West dalam arena pemilu 2020 dapat memecah suara bagi rivalnya dari Partai Demokrat, Joe Biden. Namun, Trump membantah berupaya membantu pencalonan diri West di beberapa negara bagian.

"Saya sangat suka Kanye West, tapi tidak. Saya sama sekali tidak terkait dengan upaya memasukkan nama dia ke surat suara. Kita harus lihat apa yang akan terjadi. Kita lihat apa dia benar-benar muncul di surat suara. Namun, saya tidak terlibat," katanya.

Hingga kini, belum ada bukti konkret mengenai tudingan keterlibatan Partai Republik dalam pencalonan West. Namun jika benar, taktik tersebut dianggap tidak berhasil.

Dalam jajak pendapat terbaru, terungkap bahwa West hanya bisa menarik dua persen pemilih kulit hitam di Amerika Serikat.

[Gambas:Video CNN]

Sejumlah ahli strategi Partai Demokrat menyatakan bahwa survei ini menunjukkan bahwa siasat untuk membentuk citra West sebagai pria kulit hitam dengan profesi sebagai rapper-yang biasanya memperjuangkan rakyat-terbukti tak mempan.

Warga kulit hitam Amerika biasanya sangat loyal kepada Partai Demokrat. Sementara itu, West sendiri kerap menggaungkan gagasan-gagasan pro-Republik di isu-isu seperti aborsi dan perbudakan.

Selain itu, selama tiga tahun belakangan West juga sering terlihat mendukung atau bahkan bertemu dengan Donald Trump, sosok yang tak disukai oleh 79 persen pemilih kulit hitam.

"Pada dasarnya, Kanye West itu penghibur. Bukan berarti dia tidak dapat ikut serta dalam pemilu, tapi pencalonannya lebih pada pengalihan," ucap ahli strategi dan ketua Legislative Black Caucus Foundation, Derrick Clay.

(has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER