Kehebohan karena Drama Thailand, dari Protes hingga 'Perang'

CNN Indonesia
Minggu, 13 Sep 2020 16:24 WIB
Seiring kemajuan drama Thailand yang telah buana ke berbagai penjuru Asia, sejumlah kontroversi pernah tercipta.
Pada 2008, pramugari Thai Airways mendesak pemerintah menghapus drama Song Kram Nang Fah karena menunjukkan pramugari wanita berseragam rok pendek memperebutkan seorang pilot pria. (dok. Exact/Scenario/Channel 5 via IMDb)
Jakarta, CNN Indonesia --

Di balik kemajuan drama Thailand yang telah menyebar ke berbagai penjuru Asia, sejumlah kontroversi pernah tercipta akibat penayangan jenis serial opera sabun ini.

Sejumlah kontroversi tersebut mulai dari tayangan yang mendiskreditkan sebuah pekerjaan hingga konten pelecehan seksual dan kekerasan. Berikut sejumlah kontroversi yang membuat kehebohan dalam perjalanan drama Thailand.

Protes Pramugari

Pada 2008, pramugari Thai Airways mendesak pemerintah menghapus drama Song Kram Nang Fah karena menunjukkan pramugari wanita berseragam rok pendek memperebutkan seorang pilot pria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan media lokal kala itu, sang pramugari mengeluhkan tayangan tersebut menggambarkan pekerjaan mereka secara negatif.

Song Kram Nang Fah mengisahkan seorang pramugari baru yang cantik dan berbakat bernama Rin yang menjadi primadona dan membuat iri pramugari lainnya termasuk Noi, pramugari yang terbilang "biasa saja".

Konflik mulai muncul ketika In, seorang pilot senior jatuh cinta kepada Rin secara diam-diam. Namun teman-teman Rin justru menjodohkan pramugari itu dengan Ning, seorang kopilot tampan hidung belang yang sebenarnya adik dari Noi.

[Gambas:Youtube]

Konten Kekerasan

Pada 2010, Asia One memberikan sebuah seminar yang dilakukan oleh Dewan Kristen Thailand berisi kritikan terkait konten kekerasan yang muncul dalam banyak drama Thailand.

Mereka mengeluhkan bahwa banyak drama Thailand yang ditayangkan terlalu dini, dan sebagian besar memiliki konten yang dianggap tak pantas dilihat oleh anak-anak.

Sejumlah konten tersebut adalah gambaran kekerasan, pelecehan seksual serta konsumsi obat-obatan terlarang dalam drama yang tayang pada siang hari.

Sementara itu, produser televisi di Thailand dilaporkan tak bisa memproduksi program berkualitas atau pun layak bagi anak-anak karena tidak menarik bagi pengiklan, tak seperti drama yang menguras emosi meski mengandung konten tak ramah anak.

Gambaran Pemerkosaan

Diberitakan Huffington Post pada 2014, Thai Health Promotion Foundation menemukan bahwa sekitar 80 persen dari semua drama Thailand yang ditayangkan tahun itu menggambarkan pemerkosaan atau kekerasan seksual.

Selain itu, karakter pelaku kekerasan seksual ataupun pemerkosaan jarang mendapatkan hukuman ataupun pertanggungjawaban. Karena itu, kritikus terus menerus mendesak produser untuk berhenti meromantisasi kejahatan.

Penggambaran pemerkosaan dalam drama Thailand juga mendapat kecaman terutama karena sering digunakan sebagai cara untuk membalas dendam atau menemukan "cinta sejati."

"Penggambaran pemerkosaan di televisi berkaitan dengan konsep 'cewek baik-baik' dan 'gadis nakal' dalam masyarakat tradisional Thailand," kata Yupa Phusahas, pejabat senior The Asia Foundation, Thailand.

Drama Thailand, The StrandedIlustrasi. Seiring kemajuan drama Thailand yang telah melanglang buana ke berbagai penjuru Asia, sejumlah kontroversi pernah tercipta.: (dok. Bravo Studios/H2L Media Group/Netflix via IMDb)

Namun, banyak sutradara dan produser masih enggan untuk menghapus kekerasan seksual dari drama karena hal semacam itu, yang dijuluki "slap and kiss", secara konsisten menghasilkan rating yang lebih tinggi.

"Kebanyakan sinetron televisi diadaptasi dari novel-novel lama terkenal yang memuat alur cerita pemerkosaan dimana protagonis perempuan diperkosa oleh protagonis laki-laki," kata Jaray Singhakowinta, profesor studi seksualitas di National Institute of Development Administration Bangkok.

"Beberapa di antaranya sangat populer sehingga telah dibuat menjadi film dan sinetron televisi lebih dari 10 kali sejak tahun 1970-an," 

Menurut Institut Riset Nasional Thailand, sekitar 30 ribu kasus pemerkosaan dilaporkan setiap tahun.

Kepala Yayasan Teeranat Kanjanauaksorn, sebuah kelompok kesetaraan gender, memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya bahkan mungkin 10 kali lebih tinggi dari angka resmi, karena kebanyakan kasus pemerkosaan tidak pernah dilaporkan.

Ancaman Perang Kamboja-Thailand

Pada Januari 2003, BBC melaporkan sempat terjadi kericuhan di Kedutaan Thailand di Kamboja dengan masalah yang dipicu karena perkataan bintang sinetron.

Masyarakat setempat merasa tak terima dengan pernyataan yang dibuat oleh bintang sinetron Thailand, kala ia mengatakan bahwa Angkor Wat dicuri oleh warga Kamboja dari Thailand.

Buntut dari permasalahan itu, kedutaan Thailand dirusak parah dan lebih dari 20 bisnis Thailand di seluruh kota dijarah atau dibakar.

Namun, bintang tersebut membantah kalau ia membuat pernyataan tersebut.

Alhasil, Thailand pun mengancam untuk berperang kecuali pemerintah Kamboja membuat permintaan maaf dan perbaikan atas kerusakan. Perdana Menteri Kamboja Hun Sen kala itu, akhirnya meminta maaf atas kerusuhan tersebut dan mengatakan akan membayar ganti-rugi tanpa syarat.

(agn/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER