Si Juki dan 'Bule Bingung', Kisah Unik dari Kreator Webtun

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Minggu, 04 Okt 2020 08:56 WIB
Cerita Faza Ibnu Ubaydillah alias Faza Meonk dan Aditiya Wahyu Budiawan, kreator di balik webtun Indonesia Si Juki dan Next Door Country.
Foto ilustrasi. Webtoon Si Juki. (Screen Shot via Webtoon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rambut jabrik, mata belok, ekspresi kocak.

Juki, demikian nama sosok tersebut dalam komik bertajuk DKV 4 (2010). Dia jahil, tidak acuh, teledor, dan menyebalkan, tapi entah mengapa kerap kali beruntung. Memang dasar Juki, si juru hoki.

Tanpa beban, Faza Ibnu Ubaydillah alias Faza Meonk membuat komik tersebut sebagai pelarian dari tugas kuliah. Ia hanya ingin bersenang-senang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak ada yang menyangka, karakter Juki bisa dikenal hingga saat ini menjadi salah satu webtun terlaris di Indonesia.

"DKV 4 itu menceritakan mahasiswa Desain Komunikasi Visual dalam komik 4 panel. Mahasiswa yang dimaksud adalah Juki, yang gue buat berdasarkan hasil observasi karakter teman kuliah," kata Faza kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.

Awalnya, Faza mengunggah komik DKV 4 Faza melalui akun Facebook hanya untuk pamer karya ke teman-teman dekatnya. Mayoritas candaan dalam komik itu pun bersifat internal. Hanya dipahami di lingkaran pertemanan.

Pria kelahiran 1991 ini tak malu mengakui bahwa gambar komik DKV 4 bisa dikatakan buruk. Wajar, mengingat ia ingin berkarya tanpa beban.

Alih-alih dicibir, DKV 4 ternyata justru dibaca dan disukai orang lain di luar lingkaran pertemanan Faza. Beberapa penerbit bahkan menawarkan kerja sama untuk merilis komik. Setelah menimbang-nimbang, ia memutuskan bekerja sama dengan Bukune.

"Walau gambarnya jelek, DKV 4 menarik secara konten karena orang bisa mengapresiasi. Jadi saya melihat peluang dalam industri komik saat itu. Saat rilis fisik, gambar saya perbaiki tetapi tidak menghilangkan karakter Juki," kata Faza.

Webtoon Next Door Country oleh Wahyu AdityaFoto Ilustrasi. Webtoon Next Door Country. (Screen Shot via Webtoon)

Ia merasa bahagia ketika komik yang awalnya karya iseng berujung membawa hadiah. Komik bertajuk Ngampus! Buka-bukaan Aib Mahasiswa akhirnya rilis dan bertengger di sejumlah toko buku. Sejak saat itu, nama karakter yang ia buat lebih dikenal dengan sebutan Si Juki.

Kurang lebih sampai saat ini sudah ada 48 komik fisik Si Juki yang diterbitkan. Sebanyak 70 persen diterbitkan Bukune, dan sisanya oleh Elex Media yang merupakan bagian dari Kompas Gramedia Group.

Petualangan Si Juki belum berhenti sampai di situ. Pada akhir 2014, Faza diajak bertemu dengan LINE WEBTOON dari Korea. Ia diminta membuat komik digital Si Juki untuk LINE WEBTOON Indonesia.

"Yang hadir orang Korea Selatan semua karena belum ada pekerja orang Indonesia. Saya melihat peluang yang menarik, karena pengguna LINE di Indonesia banyak anak muda. Saya melihat masa depan ke arah digital, termasuk komik," kata Faza.

Ia melanjutkan, "Sistem mereka membayar konten yang saya kerjakan, jadi saya dapat pemasukan dari mereka setiap bulan. Padahal platform Webtoon gratis, tetapi tetap membayar kreator yang buat komik di sana."

Tergiur, Faza resmi teken kontrak selama tiga bulan untuk membuat dua episode komik Si Juki: Lika Liku Anak Kos. Komik itu pertama kali rilis pada April 2015, menjadikannya webtunis Indonesia pertama yang membuat konten di LINE WEBTOON.

Sudah tenar sebelumnya, komik itu pun mendapat respons positif. Kontrak Faza akhirnya diperpanjang untuk menyelesaikan Si Juki: Lika Liku Anak Kos  hingga berlangsung selama enam bulan dengan 50 episode. Komik itu disukai 1,4 juta kali dan mendapat nilai 9,68 dari 10. 

[Gambas:Instagram]

Sejak saat itu, Faza terus mengembangkan komik Si Juki sampai terdapat lima judul komik LINE WEBTOON, yaitu Si Juki: Kisah Kusut Dunia Dongeng (2015), Nostalgia Ramadhan Si Juki Kecil (2015), Nostalgia Ramadhan Si Juki Kecil 2 (2016), dan Kisah Usil Si Juki Kecil (2017).

Selama tiga tahun membuat komik digital Si Juki, Faza tidak pernah merasakan kendala. Ia sudah terbiasa membuat komik dalam waktu cepat, bahkan bisa menggarap satu episode dalam satu hari. Namun saat ini, ia sedang istirahat sehingga belum ada lagi komik baru Si Juki.

"Sekarang belum ada rencana untuk membuat Si Juki lagi. Tetapi biasanya Webtoon selalu terbuka ketika saya ajukan judul komik. Kalau sekarang sebenarnya keputusan lebih ada di saya sendiri kapan mau bikin komik," kata Faza.

Mas Aditya Doyan Menggambar Sejak SD

Webtunis Indonesia lain, Aditiya Wahyu Budiawan, menempuh jalan yang berbeda dengan Faza untuk bisa menjadi webtunis. Gemar menggambar sejak SD, ia baru mulai serius membuat komik saat bersekolah di SMK Negeri 1 Tulung.

"Saya ambil jurusan komputer jaringan. Memang enggak ada pelajaran multimedia [untuk menggambar], tetapi dari dulu saya hobi gambar dan bercerita. Biasanya, saya gambar di balik sampul buku pelajaran," kata Adit mengenang masa lalunya.

Pria yang dikenal dengan nama Mas Aditiya ini semakin rajin menggambar ketika memiliki ponsel pintar setelah lulus SMK pada 2014. Setiap komik yang rampung digarap ia baca terlebih dahulu sebelum diunggah ke media sosial.

[Gambas:Instagram]

Saat itu, Aditya berkarya hanya untuk memenuhi hasrat yang tidak menghasilkan, meski sebenarnya ia juga membutuhkan pemasukan.

Akhirnya, Aditya terpaksa bekerja di bidang IT yang sebenarnya tidak ia sukai.

Selepas dari pekerjaan tersebut, ia alih profesi menjadi desainer grafis di sebuah distro. Memang belum menjadi komikus, tapi pekerjaan ini mengasah kemampuannya untuk menggambar. Di sela waktu istirahat, ia sering menggambar komik.

Seiring waktu, Adit mulai senang karena pekerjaannya dekat dengan yang ia sukai. Meski lagi-lagi, ia pindah pada pertengahan 2016 ke salah satu perusahaan penerbit sebagai ilustrator. 

Semua berubah ketika Mas Aditya melihat kesempatan besar setelah mendengar kompetisi LINE WEBTOON 2016.

"Aku submit tiga episode komik Next Door Country. Aku bikin komik itu menggunakan komputer kantor di waktu istirahat. Selama itu, enggak ada yang komplain karena aku bikin di jam istirahat. Yang lain makan aku bikin komik," kata Adit.

Ia kemudian bercerita, "Saya juara 2, mendapat hadiah 30 juta dan dikontrak selama 3 bulan. Uang saya gunakan untuk kuliah sehingga berhenti kerja dan membeli komputer sebagai modal membuat komik."

Next Door Country mengisahkan berbagai kejadian saat orang asing berkunjung ke Indonesia. Setiap episode dalam webtun ini tidak berkaitan, meski terkadang ada karakter yang sama dalam sejumlah bab.

Inspirasi komik ini muncul ketika Adit melihat bule yang kaget dengan harga air mineral mahal. Sejak saat itu, ia riset kebiasaan yang dialami bule saat berada di Indonesia. Hasil riset itu ia racik menjadi cerita komedi.
 
Sampai saat ini, Next Door Country sudah mencapai 383 episode dengan 12,4 juta like dan nilai 9,69 dari 10. Cerita ini masih akan terus berlangsung dan Adit tak pernah kekeringan ide.

"Kalau lagi habis ide biasanya saya nonton vlog bule yang datang ke Indonesia. Saya sediakan waktu untuk menonton. Dari situ saya bisa dapet ide dan dikembangkan," kata Adit.

Meski Next Door Country sangat sukses, Adit belum puas. Kini, Adit juga sedang menggarap komik lain yang belum tahu kapan akan dirilis. Setidaknya, ia sudah memiliki dua judul komik, satu berisi 40 episode dan yang lainnya 100 episode.

"Manusia kan enggak pernah puas dan selalu ingin lebih. Saya pengin bikin judul baru, lebih lucu, karakter yang berkelanjutan. Intinya saya ingin lebih. Ada satu cerita kompilasi yang menurut editor bagus. Saya akan mengembangkan dari cerita tersebut," kata Adit.

(has/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER