CERITA DI BALIK LAYAR

Sutradara Ungkap Kerja Keras BLACKPINK dalam Light Up the Sky

CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2020 20:52 WIB
Sutradara Caroline Suh memiliki segudang kesan usai menggarap film dokumenter BLACKPINK: Light Up the Sky.
Sutradara Caroline Suh memiliki segudang kesan usai menggarap film dokumenter BLACKPINK: Light Up the Sky. (Courtesy YG / Netflix)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sutradara Caroline Suh memiliki segudang kesan usai menggarap film dokumenter BLACKPINK: Light Up the Sky. Ia bukan hanya mengetahui karakter asli juga kerja keras para personel BLACKPINK di balik kamera dan panggung, tetapi juga menyadari betapa besarnya industri K-Pop.

Dalam sebuah wawancara dengan Netflix yang diterima oleh CNNIndonesia.com baru-baru ini, Suh mengakui sejatinya ia tak banyak tahu soal K-Pop dan BLACKPINK pada mulanya. Ia hanya mengetahui bahwa keponakannya amat menggilai musik Korea Selatan tersebut.

Namun pandangannya mendadak terbuka ketika ia menerima tawaran menggarap film BLACKPINK. Alasan ia menerima tawaran tanpa pertimbangan itu cukup sederhana: "saya adalah orang Amerika keturunan Korea. Jadi, saya cenderung mendukung semua hal yang
berbau Korea," kata Suh sembari tertawa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suh pun mulai riset mengenai BLACKPINK sembari melakukan sejumlah pertemuan dengan YG Entertainment sebelum benar-benar menggarap film yang ternyata sudah diproduksi dari 2019 ini.

"Saya tidak menyadari betapa besarnya industri K-Pop dan betapa besar bisnis itu bagi Korea," kata Suh. "Kemudian, ketika saya mulai menonton video BLACKPINK, saya tercengang betapa canggihnya produksi mereka, mulai dari kostum, panggung, dan betapa bagus musik yang mereka produksi,"

"Begitu kalian mulai menonton [BLACKPINK], sulit untuk berhenti," katanya.

Tak banyak waktu bagi Suh melakukan riset terkait BLACKPINK. Namun kesempatan sempit itu berjalan mulus pada 2019 lalu, dan tepat sebelum pandemi menutup semua akses lalu lintas manusia.

"Saya juga pergi untuk menonton pertunjukan BLACKPINK di Prudential Center di New Jersey [Mei 2019, rangkaian tur dunia BLACKPINK: In Your Area]. Konser itu merupakan pengalaman nyata pertama saya melihat betapa loyalnya para penggemar, betapa antusiasnya mereka," kata Suh.

Banyak Lagu yang Tak Dirilis

Menggarap film dokumenter berarti terlibat dalam proyek yang amat rahasia. Apalagi ini soal BLACKPINK yang segala hal tentang mereka selalu jadi kata kunci pencarian di mesin pencari oleh para penggemarnya.

Tantangan Suh menjaga kerahasiaan semakin berat ketika BLACKPINK menggarap musik baru. Hal ini adalah informasi yang amat dicari oleh penggemarnya, mengingat BLACKPINK sempat beberapa waktu tak merilis album.

Sebelum merilis album debut THE ALBUM pada Oktober 2020, BLACKPINK hanya pernah merilis single Kill This Love pada 2019. Padahal musisi K-Pop terbilang rajin merilis karya baru alias comeback setiap beberapa bulan sekali.

Para penggemar BLACKPINK di Sentul, Senin (19/11).Soal BLACKPINK yang segala hal tentang mereka selalu jadi kata kunci pencarian di mesin pencari oleh para penggemarnya. (CNN Indonesia/Diana Valencia)

'Kekeringan' itu bahkan sempat membuat para penggemar menuntut YG Entertainment pada Desember 2019 lalu untuk segera merilis karya terbaru BLACKPINK. YG pun kala itu berjanji BLACKPINK comeback pada 2020. Namun nyatanya, menurut Suh, BLACKPINK selalu bekerja keras membuat musik baru.

"Para anggota grup terus-menerus mengerjakan lagu-lagu yang tidak dirilis ke publik. Itu hal yang menarik. Sayangnya hasil akhirnya [perilisan] tidak mewakili seberapa besar kerja keras yang mereka lakukan," kata Suh.

"Saya mendapat kesan bahwa BLACKPINK menghabiskan sepanjang waktu di studio, mencoba lagu-lagu yang baru, dan memutuskan mana yang terbaik," lanjutnya.

Momen pertama comeback, meski tidak secara langsung, adalah ketika Lady Gaga merilis album Chromatica pada Mei 2020 lalu yang mencantumkan lagu duet bersama BLACKPINK, Sour Candy.

"Kami berada di sana ketika mereka sedang mengerjakan hal itu [Sour Candy]," kata Suh. "Kami mendapat kesempatan memfilmkan mereka sedang mendengarkan Sour Candy, sebelum lagu itu dirilis. Lagu itu sangat keren!"

Kerja keras dalam berkarya itu tampaknya sudah tertanam dalam jiwa para personel BLACKPINK berkat pelatihan yang mereka terima sebelum resmi debut pada 2016 lalu. "Mereka sangat terbuka tentang ini, dan saya cukup terkejut," komentar Suh.

Suh mengisahkan perjuangan mereka untuk lulus dari pelatihan tersebut hanya dengan modal tekad hingga membuahkan kesiapan yang paripurna menjadi bahan bakar semangat mereka untuk terus berkreasi.

"Mereka bercerita tentang bagaimana beratnya proses tersebut. Tetapi itulah sesuatu yang mereka semua miliki dalam wawancara mereka [untuk film ini], 'Saya tak akan menyerah'," kenang Suh.

Rose, from left, Jisoo, Lisa, and Jennie Kim of BLACKPINK perform at the Coachella Music & Arts Festival at the Empire Polo Club on Friday, April 12, 2019, in Indio, Calif. (Photo by Amy Harris/Invision/AP)Kerja keras itu pula yang membawa BLACKPINK menjadi salah satu girlband tersukses. (Amy Harris/Invision/AP)

Tak Merasa Sukses

Kerja keras itu pula yang membawa BLACKPINK menjadi salah satu girlband tersukses. Jutaan penggemar yang tersebar di berbagai negara dengan kekuatan di media sosial yang cukup besar membuat BLACKPINK menjadi girlband yang paling sering mencetak rekor saat ini.

Hal itu dirasakan sendiri oleh Suh ketika mengikuti BLACKPINK kala mengadakan sebuah acara di sebuah pusat perbelanjaan dan seratus orang penggemar bisa mendapatkan tanda tangan mereka.

Suh melihat dengan matanya sendiri, masing-masing personel BLACKPINK dengan semangat dan tanpa mengeluh memberikan tanda tangan mereka ke seluruh penggemar satu per satu. Hal itu karena mereka ingin ada hubungan emosional dengan para penggemar.

Namun segala anggapan kesuksesan yang datang itu rupanya dibantah sendiri oleh para personel BLACKPINK, menurut cerita Suh.

"Sebenarnya saya terus mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan 'nah, sekarang kalian telah berhasil...' dan mereka semua berkata, dengan amat tulus, bahwa mereka tidak merasa seperti itu," kata Suh.

"Mereka merasa masih di tengah-tengah. Mereka hanya ingin lebih banyak pengalaman. Seperti kata Jennie, ia merasa seolah masih banyak yang dapat mereka tunjukkan kepada semua orang," lanjutnya.

"Saya rasa banyak orang akan merasakan tekanan akan kesuksesan mereka dan tuntutan untuk mencapai yang lebih besar. Tetapi saya benar-benar merasa kalau BLACKPINK menikmati perjalanan ini," papar Suh.

Terlepas dari segala kekuatan dan kemampuan BLACKPINK, Suh berharap film dokumenter Light Up the Sky ini bisa membuat penonton memiliki pandangan yang humanis akan grup tersebut.

[Gambas:Youtube]



"Ini bisa dibilang cerita yang sederhana, tentang orang-orang muda yang mewujudkan mimpi mereka melalui banyak kerja keras dan beberapa kekecewaan, dan saya rasa cerita macam itu selalu menginspirasi," kata Suh.

"Banyak yang diharapkan dari BLACKPINK sebagai idola. Jadi saya harap film ini membantu memanusiakan mereka sehingga orang bisa melihat mereka sebagai manusia biasa pula." tutupnya.

Dokumenter BLACKPINK: Light Up the Sky secara resmi dirilis pada Rabu (14/10) di Netflix.

(agn/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER