Harry-Meghan Dinilai Tak Akan Bisa Kembali ke Kerajaan

CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2020 14:14 WIB
Pangeran Harry dan Meghan Markle disebut berpeluang tak bisa kembali lagi ke dalam Kerajaan Inggris di masa depan.
Pangeran Harry dan Meghan Markle disebut berpeluang tak bisa kembali lagi ke dalam Kerajaan Inggris di masa depan. (AFP PHOTO / Daniel LEAL-OLIVAS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harry dan Meghan Markle disebut tak berpeluang bisa kembali ke dalam Kerajaan Inggris di masa depan, usai mereka melepas status anggota keluarga pada awal 2020 lalu.

Penulis yang juga pengamat Kerajaan Inggris Robert Lacey menilai bahwa keputusan Harry dan Meghan Markle untuk keluar dari puri istana menjadi tanda perpecahan yang sulit untuk menyatu kembali.

"Keluarga itu akan tetap terpisah," kata Lacey, dikutip dari Express.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak melihat Harry dan Meghan akan kembali menjalankan tugas mereka sebagai bagian dari kerajaan Inggris di masa mendatang," kata Lacey.

Penulis dari buku Battle of Brother tersebut kemudian membandingkan situasi pasangan itu dengan Edward VIII, kakak dari leluhur Harry, Raja George V.

Edward VIII diketahui pernah menjadi raja Inggris Raya pada 20 Januari 1936, menggantikan ayahnya, George V. Namun Edward VIII mengundurkan diri pada Desember tahun itu dan menimbulkan krisis konstitusional.

"Saya membuat beberapa perbandingan antara situasi yang terjadi saat ini dengan penurunan takhta yang menimpa pangeran Edward VIII," kata Lacey.

"Pada dasarnya kasus mereka muncul akibat konflik antara cinta dan tugas kerajaan," lanjutnya, dikutip dari Express.

Edward VIII diketahui harus memilih antara menikahi cintanya kepada sosialita Amerika, Wallis Simpson, atau menjalankan tugas bakti kepada tanah airnya sebagai pemimpin Kerajaan.

Kegamangan itu terjadi ketika Edward VIII harus menggantikan posisi ayahnya sebagai raja karena wafat. Sebagai anak tertua, ia pun naik takhta meskipun perangainya dikenal kerap melawan atas tradisi dan ketidaksabaran atas protokol Kerajaan.

Sifat impulsif Edward VIII pun terjadi beberapa bulan setelah ia naik takhta sebagai raja. Ia melamar Simpson yang kala itu tengah menggugat cerai suami keduanya.

Kondisi itu membuat geger Kerajaan dan pemerintahan Perdana Menteri Inggris Stanley Baldwin.

Britain's Prince Harry, Duke of Sussex and Meghan, Duchess of Sussex arrive to attend The Mountbatten Festival of Music at the Royal Albert Hall in London on March 7, 2020. - The Festival brings together world-class musicians, composers and conductors of the Massed Bands of Her Majestys Royal Marines. This year, the performance will mark the 75th anniversary of the end of the Second World War and the 80th anniversary of the formation of Britains Commandos. (Photo by SIMON DAWSON / POOL / AFP)Situasi Harry dan Meghan Markle dipandang mirip dengan leluhurnya, Edward VIII.: (SIMON DAWSON / POOL / AFP)

Bukan hanya status Simpson sebagai "janda dua kali", yang bertolak belakang dengan citra juga tuntutan Kerajaan Inggris atas calon ratu, tetapi juga posisi Edward VIII sebagai kepala Gereja Inggris.

Gereja Inggris diketahui menentang pernikahan kembali seseorang bila mantan pasangannya masih hidup. Untuk kasus Simpson, dua mantan suaminya masih bernafas dan berjalan di muka Bumi.

Edward VIII sadar, bila ia melanjutkan pernikahan dengan Simpson, pemerintahan Baldwin akan bubar dan akan ada pemilihan umum sekaligus merusak statusnya sebagai raja konstitusional yang netral secara politik.

Edward VIII pun memilih mundur dan melepas status keluarga Kerajaan Inggris demi Wallis Simpson pada Desember 1936, serta menikahi perempuan itu dan menetap di Prancis.

Mahkota raja kemudian jatuh ke adik Edward VIII, George VI yang merupakan ayah dari Ratu Elizabeth II, nenek dari Harry.

(nly/end)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER