Manusia terlihat masuk ke dalam dunia gim dalam video baru dari band post-punk asal Skotlandia, Mogwai, yang bertajuk Ritchie Sacramento.
Dalam video yang diunggah ke YouTube pada Selasa (12/1) tersebut, terlihat animasi para manusia di dalam dunia gim. Datang dari berbagai penjuru kota, mereka terlihat berjalan menuju arah matahari.
Video ini merupakan hasil karya direktur Unreal Games Engine, Sam Wiehl yang sebelumnya pernah bekerja sama dengan sederet musisi lainnya, seperti Ladytron, Fores Swords, hingga lini fesyen Valentino.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"[Wiehl] menciptakan semua gim komputer manusia multilevel untuk lagu tersebut, yang kemudian membentuk animasi dan narasi videonya," demikian keterangan Mogwai yang dikutip NME.
Ritchie Sacramento merupakan satu dari sedikit lagu Mogwai yang menggunakan lirik. Biasanya, Mogwai hanya menciptakan musik instrumental.
Pentolan Mogwai, Stuart Braithwaite, membeberkan bahwa lirik lagu tersebut terinspirasi dari cerita yang diunggah oleh Bob Nastanovich ketika rekan satu bandnya di Silver Jews, Dave Berman, meninggal dunia.
"Saat mereka masih duduk di bangku sekolah, Dave melempar sekop ke arah satu mobil sport. Itulah lirik pertama di lagu ini, 'Rise crystal spear,'" tutur Braithwaite.
Berman meninggal dunia pada 2019. Braithwaite mendedikasikan lagu ini untuk semua musisi yang kehilangan teman bermusiknya dalam beberapa tahun belakangan.
"Jelas Dave merupakan penulis lirik, lagu, dan musisi yang luar biasa. Saya banyak belajar darinya. Saya tak akan berpura-pura bisa menulis lagu sebagus dia, tapi dia benar-benar inspirasi yang besar," ucap Braithwaite.
Ia kemudian berkata, "Beberapa tahun ini sangat berat. Banyak orang yang bermain bersama kami yang telah tiada sekarang. Lagu ini tentang orang-orang itu; perbincangan imajiner, dan Dave Berman melempar sekop ke mobil sport!"
Lagu ini akan menjadi bagian dari album baru Mogwai, As the Love Continues, yang digarap selama masa pandemi Covid-19. Meski di waktu yang kelam, Braithwaite memastikan bahwa album ini akan sangat positif.
"Ingatan akan pandemi akan selalu diisi dengan kenangan membuat album ini. Membuat album ini merupakan hal paling menyenangkan yang saya lakukan selama pandemi. Kami harus mencari cara agar dapat mewujudkannya," ucap Braithwaite.
Awalnya, Mogwai berencana merekam album ini langsung bersama Dave Fridmann di studio di Amerika. Namun akhirnya, mereka merekam semua lagu di studio di Worchestershire, Skotlandia, dengan panduan Fridmann yang terhubung melalui aplikasi Zoom.
"Sangat menyenangkan dan saya tidak mengeluhkan semua itu. Kami melakukan yang terbaik di tengah situasi aneh ini," katanya.
(has)