Kala 'Ritual' Mendongeng Beralih ke Ruang Virtual

CNN Indonesia
Sabtu, 20 Mar 2021 12:32 WIB
Chelsea Islan saat membacakan dongeng anak soal Candi Prambanan di kanal Youtube Dongeng, Yuk! (Tangkapan Layar Kanal Youtube Google Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Warga dunia memperingati hari mendongeng, termasuk di Indonesia, setiap 20 Maret. Bercerita atau mendongeng merupakan salah satu tradisi yang cukup melekat khususnya di kalangan keluarga Indonesia. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan mendongeng ini salah satunya dapat mendekatkan hubungan antara anak dan orang tua.

Umumnya, kegiatan mendongeng dilakukan saat menjelang waktu tidur. Pada saat mendongeng, para orang tua akan membacakan sebuah cerita ringan sambil mendekap anak-anak mereka di atas tempat tidur.

Namun, menurut pendongeng Ayo Dongeng Indonesia, Cahyono Budi Darmawan, dongeng bisa diceritakan kepada anak kapan saja. Hal terpenting yang perlu dipikirkan orang tua hanya kemauan meluangkan waktu untuk mendongeng.

"Dongeng bukan waktu luang. Luangkan lah waktu. Membuat waktu untuk mendongeng," kata Budi di tengah acara Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) di Aceh beberapa waktu lalu.

Seiring kemajuan teknologi, 'ritual' mendongeng untuk anak kini beralih ke ruang-ruang virtual. Baru-baru ini akun Youtube Google Indonesia merilis 34 cerita rakyat nusantara. Kanal bertajuk Dongeng, Yuk! bisa dinikmati di akun tersebut.

Mulai dari cerita tentang Bawang Merah dan Bawang Putih dari Riau, Malin Kundang dari Sumatra Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, dan berbagai cerita lain.

Cerita-cerita tersebut dibawakan oleh sejumlah tokoh terkenal seperti Najwa Shihab (Duta Baca Nasional), Chelsea Islan, Novita Angie, Moonella dan Ibu, serta kreator konten YouTube Duo Harbatah, dan masih banyak lagi.

Tak sekadar membacakan cerita, mereka juga mengubah-ubah suara dalam tokoh yang sedang diceritakan. Misalnya, saat Chelsea Islan membawakan sosok Bandung Bondowoso, ia berbicara dengan suara yang berbeda seperti suara laki-laki.

Kemudian, saat Aisyah Hanifah membawakan cerita tentang Batu Menangis, ia juga dapat memanfaatkan boneka untuk dijadikan media bercerita.

Selain dibawakan dengan cara yang unik, YouTube juga membuat ilustrasi yang menarik sehingga bisa membuat anak tetap menyimak.

Kehadiran video dongeng tersebut menambah ragam bentuk bercerita untuk pengantar tidur. Kendati lebih praktis dan sang buah hati bisa menonton langsung, peran orang tua tetap dibutuhkan.

Bimbingan orang tua masih diharapkan untuk menemani anak memperhatikan cerita dan menyampaikan pesan-pesan moral dari dongeng itu.

Menurut pendongeng dari pendongeng Komunitas Ayo Dongeng Indonesia (Ayodi) Cahyono Budi Dharmawan, tidak semua anak bisa menerima cerita kancil mencuri timun atau kucing bersepatu lars.

Ia mengatakan cerita fabel yang melibatkan binatang sebagai tokoh utamanya, lebih cocok untuk anak-anak di bawah usia tujuh tahun. Beda usia anak, beda lagi dongeng yang cocok bagi mereka.

Namun pada prinsipnya, dongeng memang sama. Yang dilontarkan mesti kisah yang bermakna dan bisa diambil hikmahnya. Tapi psikologis anak-anak berbeda-beda tergantung usia.

Namun, kisah yang dituturkan tentu harus mengandung pesan moral yang dapat dijadikan rujukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Anak pun akan mengaitkannya dengan kehidupan mereka sendiri.

"Sehingga mereka bisa berpikir, 'Oh tokoh ini berhasil karena setiap hari melakukan ini. Nah yang cocok buat saya yang mana,'" ujar Budi.



(nly/bac)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK