Pekat Napas Islam di Lembar-lembar Kisah Serat Centhini

CNN Indonesia
Minggu, 06 Jun 2021 11:25 WIB
Seks bukan satu-satunya variabel dalam kisah Serat Centhini. Di samping itu, begitu pekat ajaran dan nilai tata krama dalam Islam ditulis di sana.
Cuplikan isi buku Serat Centhini karya Achamad Chodjim. (Foto: CNN Indonesia/Fajar Fadhillah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dari ragam aspek yang pekat tertera di Serat Centhini, pengaruh agama Islam di tanah Jawa jadi salah satunya. Bagaimana tidak, salah satu latar utama roman klasik ini adalah pengembaraan para santri.

Sebanyak 12 jilid Serat Centhini menggambarkan perkembangan ilmu Islam dalam konsep edukasi pesantren. Hal tersebut juga dipotret Antropolog dan seorang Indonesianis, Ben Anderson.

"Bagian dari sistem pendidikan ini (pesantren) secara luar biasa digambarkan dalam halaman-halaman Serat Centhini yang luar biasa, yang sebagian besar menyangkut umat Islam yang mengembara," tulis Ben dalam buku 'Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ben lebih lanjut menyebut bahwa Serat Centhini memotret dengan seksama bagaimana perjalanan sebaran ajaran Islam di masa setelah Sunan Giri dan beririsan dengan kejayaan Kerajaan Mataram.

Dari penokohan para santri yang mengembara, penulis sastra legendaris ini menyelipkan nilai-nilai Islam, tak hanya penyebutan santri dan giat keagamaan.

Dalam sebuah ulasan, Budayawan asal Yogyakarta Irfan Afifi menyebut tokoh-tokoh di Serat Centhini menyuratkan Ilmu-ilmu utama dalam ajaran agama Islam.

"Digambarkan secara baik dalam Centhini, ihwal penguasaan disiplin ilmu-ilmu keislaman utama seperti "Fiqh" (hukum Islam), "Usul" (Teologi Islam), dan mistisisme (tasawuf)," tulis Irfan dikutip dari Langgar.co, Kamis (3/6).

Para santri dan ulama, termasuk tokoh Amongraga digambarkan sebagai pribadi yang rajin ibadah, salat lima waktu, dan pandai membaca Alquran. Lebih dari itu, ia kerap mengutip hadis Rasul di kesehariannya.

Kitab-kitab Tasawuf yang merupakan dasar dari konsep 'Kesempurnaan Hidup' pun tak lepas dari lakon-lakon dalam Serat Centhini. Di antaranya lumuddinAdkia, dan Kitab Insan Kamil, yang masih populer di kalangan pesantren dan kajian agama Islam hingga saat ini.

Dari kajian kitab, cermin tata krama Islam juga turun hingga adab aktivitas sehari-hari. Sejumlah rangkuman Serat Centhini menyebut terdapat banyak panduan tata krama di dalam naskah.

Hal-hal yang tertera mencakup aspek kehidupan yang luas, mulai dari adab menempati rumah, adab bersosialisasi dengan sesama, asmara, hingga rukun-rukun dalam Islam.

Hubungan suami istri hingga seksualitas jadi salah satu aspek yang disinggung dan memiliki porsi yang cukup besar dalam naskah Serat Centhini.

Cuplikan isi buku Serat Centhini interpretasi Achmad ChodjimCuplikan isi buku Serat Centhini interpretasi Achmad Chodjim (Foto: CNN Indonesia/Fajar Fadhillah)

Dengan landasan Tata Krama Islam dan Jawa, panduan hubungan suami istri dibahas secara detail, dari teknik persenggamaan hingga menyucikan diri setelah senggama.

Di sela-sela deskripsi seksual yang kerap dianggap sebagai naskah 'mesum', Serat Centhini jilid 11 dalam sebuah artikel rangkuman disebut memaparkan adab mandi wajib (mandi junub) setelah berhubungan seksual.

Sebagai salah seorang yang mengulas Serat Centhini, Irfan juga menyebut bahwa Serat Chentini fokus pada ajaran Sufisme di Jawa, yaitu bicara kemanusiaan dan kesempurnaan kemanusiaan.

"Mengajak manusia untuk dari kemanusiaan yang masih apa yang terbelenggu oleh nafsu hayawaniyah maupun nabatiah. Jadi golongan hewan maupun tumbuhan tumbuhannya nafsu-nafsunya yaitu menghalangi proses manusia menjadi makhluk rohani" ujarnya pada CNNIndonesia.com, Kamis (3/6).

Syariat Islam tidak ditampilkan secara eksplisit dalam Serat Centhini karena sejalan dengan ajaran sufi bahwa Islam hadir secara spiritual. Ada di kebatinan seseorang.

"Semacam menggelarkan ajaran Islam tapi dari sudut yang paling rohaninya dari wujud sufinya. Itu dibungkus dalam sebuah cerita yang sufi sehingga kalau kita mencari dimensi keislaman yang lebih ke syariat itu kita tidak akan ketemu," tutur Irfan.

Bahwa pencitraan Serat Centhini sebagai semata kitab seks disangkal oleh sejumlah budayawan, salah satunya pakar kajian Jawa Dewi Sundari. Ia menyebut seksualitas hanya salah satu bagian dari naskah keseluruhan.

"Isi Serat Centhini itu mencakup hampir semua bidang kehidupan, seksualitas hanyalah salah satunya," ujar Dewi kepada CNNINdonesia.com, Rabu (2/6).

Bagi Elizabeth D Inandiak, budayawan asal Perancis yang mengkaji dan menulis kisah lepasan dari Serat Centhini, citra kitab seks muncul karena obsesi pembaca pada hal-hal berbau seks semata.

"Tapi mungkin orang yang punya nafsu mereka akan tertarik dan membaca bagian itu dan tidak membaca bagian lain," ujar Elizabeth kepada CNNIndonesia.com, Senin (31/5).

(fjr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER