Bilal: A New Breed of Hero. Ini adalah film animasi yang menceritakan seorang bocah laki-laki berusia tujuh tahun bernama Bilal.
Bilal mempunyai mimpi untuk menjadi seorang pejuang. Sayangnya ia diculik bersama saudara perempuannya untuk dijadikan budak di negeri yang jauh dari kampung halamannya.
Kisah Bilal diangkat dari kisah nyata yaitu salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Bilal bin Rabah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kala itu, Bilal bin Rabah merupakan seorang budak yang masuk Islam. Lalu ia disiksa setiap hari oleh majikannya agar kembali menjadi kafir. Namun, siksaan itu tidak dihiraukannya dan tetap berada di jalan Allah SWT.
Film religi yang bisa ditonton saat momen Iduladha selanjutnya adalah Negeri 5 Menara yang diangkat dari novel berjudul sama karya Ahmad Fuadi.
Negeri 5 Menara menceritakan tentang kehidupan enam santri yang berasal dari enam daerah yang berbeda.
Keenam santri itu antara lain Alif Fikri Chaniago dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso Salahuddin dari Gowa.
Mereka merupakan santri yang mengenyam pendidikan di Pondok Madani, Ponorogo, Jawa Timur.
Seluk beluk nama Negeri 5 Menara karena mereka sering berkumpul di menara Masjid Madani dan akhirnya tercetuslah slogan Sahibul Menara atau pemilik menara.
Sama dengan film Negeri 5 Menara, 99 Cahaya di Langit Eropa juga diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.
99 Cahaya di Langit Eropa mengisahkan tentang perjalanan seorang Hanum yang berprofesi sebagai jurnalis. Ia menemani suaminya, Rangga yang sedang menempuh pendidikan di Vienna, Austria.
Film ini menunjukkan pengalaman Hanum dan Rangga beradaptasi di Benua Eropa sebagai seorang Muslim. Mereka pun menemukan jejak-jejak Islam di Benua Eropa.
Film religi yang bisa ditonton saat momen Iduladha terakhir berjudul Sang Kiai. Film ini berlatar belakang saat masa penjajahan Jepang. Kala itu, pengibaran bendera Merah Putih dilarang karena masyarakat diminta untuk mengikuti ajaran Sekerei.
Ajaran Sekerei sendiri yaitu penghormatan terhadap Matahari yang jelas-jelas dilarang dalam agama Islam. Sontak, umat Muslim di Indonesia melakukan pemberontakan.
Militer Jepang mencurigai kalau pemberontakan tersebut dipimpin oleh KH Hasyim Asyari, kiai dari Pesantren Tebuireng.
KH Hasyim Asyari kemudian ditangkap oleh militer Jepang karena tidak mau mengikuti ajaran Sekerei. Akibat penahanan tersebut, para santri dari wilayah Jawa dan Madura pun mengadakan demo besar-besaran.
(din/fef)