Tidak ingin lagi kehilangan orang terkasihnya, Anwar Fuady segera mencari bantuan agar putranya bisa mendapatkan rumah sakit. Beruntung, Ferry Senapati mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Ciledug, Tangerang, Banten.
Sama seperti ibunya, Ferry Senapati dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Hal itu dikarenakan ruang perawatan untuk pasien Covid-19 sudah penuh.
Setelah menjalani perawatan selama dua hari, kondisi kesehatan Ferry Senapati tetap tidak membaik. Ia pun dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (21/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah meninggal dunia, jenazah Ferry Senapati dimakamkan di TPU Yapera, Ciledug, sesuai protokol Covid 19. Namun Anwar Fuady tidak diizinkan untuk mengantar jenazah sang anak karena kondisinya yang rentan terpapar Covid-19.
"Saya tidak mengantar ke pemakaman karena semua anak saya melarang. Anak saya takut kalau ada apa-apa , karena dia tahu saya sudah tua. Istilahnya begitu ya," ujar Anwar Fuady.
Hal tersebut menjadi pemakaman kedua yang dilakukan Anwar Fuady pada bulan ini. Meskipun sudah berusaha untuk tegar, Anwar Fuady masih sangat amat merasakan kehilangan orang-orang terkasihnya, terutama kepergian istri tercintanya yang telah mendampinginya selama 50 tahun.
"Saya udah enggak bisa lagi bilang kenangan [terindah] apa dengan sang istri. Buat saya dia adalah bagian dari hidup saya, dan sekarang dia pergi, sebagian dari hidup saya ada yang hilang. Tapi serahkan semua ini kepada Allah bahwa memang sudah mau waktunya dia ambil pulang," ujarnya.
"[manusia] boleh saja menyayangi mencintai sesuatu, tetapi yakinlah pada suatu saat pasti akan berpisah," lanjutnya.
Anwar Fuady bahkan masih teringat pesan-pesan terakhir dari istrinya sebelum wafat. Menurut perkataan anaknya, istrinya takut jika ia meninggal terlebih dahulu. Sang istri takut tidak ada yang merawat Anwar setelah ia tiada.
"Dia selalu itu selalu takut kalau dia meninggal dulu, dia bilang sama anak saya yang nomor lima Amita, 'Mama ini takut kalau Mama yang meninggal dulu, siapa yang mengurus Papa kamu', waktu di saat last time anak saya kan ada lima, cucu saya ada 17 satu per satu disebut semua tapi dia diam aja tapi begitu dibilang sayang sama Papa nggak, dia mengangguk," ujar Anwar Fuady.
"Cara mengatasinya saya sudah terbiasa sholat tahajud tiap malam jam dua, setengah tiga itu istri saya mengajarkan saya selama bertahun-tahun," katanya.
"Jadi saya suka tahajud itu karena istri saya, jadi saya sholat, di situ saya serahkan semuanya. Saya curahkan kesedihan saya, saya laporkan kepada Allah tolong saya diberi kekuatan," ujar Anwar Fuady.
Setelah kepergian istri dan anaknya, Anwar Fuady berusaha tegar dan mengusir rasa kesepian dengan menghabiskan waktu bersama cucunya. Ia juga saat ini masih aktif bermain sinetron Samudera Cinta.
Anwar Fuady dan sang istri, Farida Fuady telah menikah pada 14 Februari 1971. Dari pernikahan itu, keduanya dikaruniai lima anak yakni Farouk Fuady, Ferry Senapati, Moudy Ambhita Love, Tillya Mavalda, dan Silvy Meutia.
(nly/end)