WAWANCARA EKSKLUSIF

Ario Bayu dan Kisah Menafsirkan Sukarno

Naely Himami | CNN Indonesia
Minggu, 15 Agu 2021 09:50 WIB
Ario Bayu memerankan sang proklamator Sukarno dalam sebuah film biopik berjudul Soekarno: Indonesia Merdeka (2013). (Foto: Tangkapan Layar Instagram/@ bayu_ario)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah aktor tanah air pernah dipercaya melakoni peran pahlawan nasional dalam sebuah film. Ario Bayu pernah menjawab tantangan memerankan sosok penting di sejarah bangsa Indonesia.

Tak tanggung, Ario Bayu memerankan sang proklamator Sukarno dalam sebuah film biopik berjudul Soekarno: Indonesia Merdeka (2013). Kepada CNNIndonesia.com, ia mengingat memori produksi film tersebut.

Apa yang dibenak Anda ketika bermain di film Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)?

Di umur itu (25), saya merasa sangat, beruntung sekali saya merasa bahwa diberi kesempatan dan kepercayaan untuk memerankan salah satu sosok penting dalam prosesnya kemerdekaan bangsa Indonesia.

Saya ngomong kemerdekaan itu bukan secara bangsa saja ya, tapi secara sebagai individu, yang ada di dalamnya juga, jadi bebannya itu cukup berat ya, makanya saya mau tidak mau harus, selama dua bulan itu harus melakukan riset yang cukup dalam.

Seperti?

Ada beberapa buku-buku bung Karno yang saya baca dan ada beberapa interview juga yang saya baca, seperti bukunya Cindy Adams, kalau nggak salah itu, Penyambung Lidah Rakyat, Cindy Adams itu jurnalis dari Amerika yang meliput Sukarno di tahun saya lupa deh.

Meniru atau Interpretasi?

Memang saya mengambil essence-essence-nya saja sih, semangatnya Bung Karno, dan saya ingat salah satu kuncian yang sangat membantu saya adalah saya ingin tahu pertanyaan-pertanyaan yang ditanya beliau waktu di era itu. Jadi kenapa kok ada kolonialisme? Kenapa sih Belanda mau menjajah kita?

Jadi itu satu hal yang saya rasa, kok ada ya umur 16 tahun bisa punya keinginan bisa punya gagasan dan punya energi dan punya perspektif? Wah keadaan lagi nggak baik nih gitu, sedangkan kami, kita, kalau saya pribadi kalau di umur 16 tahun mungkin masih main-main saja waktu itu.

Berhati-hatikah memerankan Sukarno?

Saya tidak berhati-hati tapi saya coba sebaik mungkin untuk bisa meng-capture semangatnya Bung Karno. Itu yang menjadi episentralnya lah, yang menjadi core-nya lah, itu yang saya coba menjelmakan, jadi spiritnya itu sih.

Dia itu penggagas bangsa seorang ideologis, seorang filosofer, seorang seniman, tapi di balik layar dia juga seorang manusia yang punya rasa, yang punya kerapuhan, yang punya kecemasan, punya mimpi pribadi, itu juga yang kita coba alagimasi, kita coba views together, jadi itu sih yang saya lihat ya.

Seberapa rumit dan melelahkan?

Secara energi itu sangat melelahkan. Saya ingat ada satu adegan, pokoknya adegan pidato itu ada tiga atau empat gitu, dan itu very consuming scene, istilahnya itu, scene yang sangat mengkonsumsi energi saya, secara intelektual, kebatinan dan jasmani saya ya.

Lanjut ke halaman berikutnya untuk membaca kelanjutan wawancara..

Tanggapan Keluarga Sukarno pada Kualitas Akting Ario Bayu


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :