Predikat "adaptif" senada disuarakan Idhar Resmadi sebagai pengamat musik.
"Dhani itu adaptif, baik dari segi membuat musik atau pun perkembangan bisnis musik." ujar Idhar beberapa waktu lalu.
Sulit bagi Idhar menampik kenyataan bahwa Dhani punya pengaruh besar di perjalanan industri musik Indonesia. Konsistensi Dhani disebut jadi bekal penting Dewa 19 'menaklukkan' Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dhani disebut Idhar pandai mengemas musik. Hal tersebut ia contohkan dengan musik-musik yang diproduksi Dhani bersama Dewa 19 di awal 1990-an.
"Tahun 1990-an itu (industri) condong ke alternatif, melayu mulai muncul, dan ada rock atau slow rock lewat Jamrud atau Boomerang. Nah Dhani bisa bikin musik Dewa yang mencakup itu semua." ujar Idhar.
![]() |
Penulisan lirik juga jadi satu faktor penting yang membuat Dhani unggul dari sejumlah musisi lainnya. Idhar menangkap kebiasaan Dhani mengutip filsuf Sufi dalam menulis lirik.
Dhani bisa berkompromi dengan idealismenyaIdhar Resmadi - Pengamat Musik |
Idhar yang mengaku kagum dengan album Dewa 19 Terbaik Terbaik (1995) menyebut setidaknya Dhani memproduksi lirik yang puitis dan bagus sampai album Bintang Lima (2000).
Dhani dinilai mampu berkompromi dengan idealismenya. Ini tentang bisnis, kesimpulan itu Idhar ambil ketika melihat Dhani mendirikan Republik Cinta Management (RCM).
"Bikin RCM itu kan kelihatan sebagai bentuk adaptasi yang dipaksakan. Ya kayaknya Ahmad Dhani melakukan ini karena gempuran band melayu pop pada masa itu."
Sejak sepuluh tahun lalu Ahmad Dhani memutuskan untuk berhenti berkarya bersama Dewa 19, berbarengan dengan hengkangnya sang vokalis, Once.
Ahmad Dhani kini menyebut Dewa 19 sebagai band nostalgia, yang tugasnya kini hanya menikmati karya.
(adp/fjr)