Jakarta, CNN Indonesia --
Peraih Nobel Sastra 2021 akan diumumkan hari ini, Kamis (7/10) oleh the Swedish Academy pada pukul 13.00 waktu Stockholm.
Menjelang pengumuman, sejumlah pendapat berseliweran berharap pihak Komite Nobel akan memberikan penghargaan pengakuan atas karya tersebut pada penulis dari Asia atau Afrika demi membuat hadiah bergengsi itu lebih beragam.
Meski begitu, 18 anggota the Swedish Academy mengunci rapat-rapat peluang kebocoran informasi terkait siapa pemenang Nobel Sastra tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan AFP, mereka bahkan menggunakan nama kode untuk penulis dan sampul buku palsu untuk menyembunyikan apa yang sedang ditelisik.
Terlepas dari beragam upaya menjaga rahasia, Nobel Sastra kadung dicap mudah memberikan penghargaan terhadap sastrawan laki-laki, dari Amerika atau Eropa, dan menulis karya yang sudah diterjemahkan ke bahasa yang bisa dibaca oleh anggota the Swedish Academy.
Dari 117 pemenang sastra sejak Nobel pertama digelar pada 1901, lebih dari 80 persen adalah sastrawan asal Eropa dan Amerika Utara. Prancis saja sudah menang 15 kali dan terbanyak dibanding negara lain.
Secara mencolok, pemenang Nobel Sastra yang sudah ada terdiri dari 101 laki-laki dan 16 perempuan.
Berikut pemenang Nobel Sastra lima tahun terakhir:
1. Louise Gluck (AS) (2020)
Louise Elisabeth Gluck merupakan penyair asal Amerika Serikat yang memenangkan penghargaan Nobel untuk bidang Sastra 2020.
Penghargaan tersebut diberikan atas 'suara puitis dengan keindahan yang sederhana membuat keberadaan individu menjadi universal'.
Gluck sebelumnya memenangkan penghargaan Pulitzer pada 1993 berkat karyanya, The Wild Irish, dan the National Book Award pada 2014.
Lahir pada 1943, Gluck merupakan seorang profesor sastra Inggris di Yale University. Pihak Swedish Academy menggambarkan dirinya "mencari yang universal, dan dalam hal ini ia mengambil inspirasi dari mitos dan motif klasik, yang ada di sebagian besar karyanya."
 Louise Elisabeth Gluck merupakan penyair asal Amerika Serikat yang memenangkan penghargaan Nobel untuk bidang Sastra 2020. (AFP/ROBIN MARCHANT) |
2. Peter Handke (Austria) (2019)
Pria kelahiran 1942 ini merupakan novelis, dramawan, penerjemah, penyair, sutradara film, dan penulis skenario yang memenangkan penghargaan Nobel untuk bidang Sastra 2019 atas 'sebuah karya berpengaruh yang dengan kecerdikan linguistik telah menjelajahi pinggiran dan kekhususan pengalaman manusia'.
Namun, pemerintah Kosovo memboikot pemberian penghargaan Hadiah Nobel dalam bidang sastra terhadap sastrawan asal Austria tersebut.
Seperti dilansir AFP, Minggu (8/12), penduduk Kosovo yang kebanyakan etnis Albania terkejut ketika mengetahui kabar pemberian anugerah Nobel terhadap Handke.
Sebab, mereka menganggap Handke bersikap mendukung kekejaman pasukan Serbia terhadap warga Albania dan Bosnia yang mayoritas merupakan Muslim. Kosovo terlibat perang Serbia pada 1998 sampai 1999 dan berhasil melepaskan diri.
Pada 1997, Handke disebut sengaja merekayasa fakta untuk tidak menonjolkan kekejaman pasukan Serbia dalam buku A Journey to the Rivers: Justice for Serbia.
Daftar pemenang Nobel Sastra 5 tahun terakhir lanjut ke sebelah...
3. Olga Tokarczuk (Polandia) (2018)
Novelis sekaligus aktivis Polandia, Olga Tokarczuk memenangkan penghargaan Nobel untuk bidang Sastra 2018 atas 'sebuah imajinasi naratif yang dengan hasrat ensiklopedis melampaui batas bentuk kehidupan'.
Olga Tokarczuk adalah seorang penulis, sekaligus aktivis yang kerap melontarkan kritik tajam terhadap pemerintahan Polandia.
Ia jadi kontroversi karena sering menyinggung catatan gelap di masa lalu Polandia, yang kontras dengan versi sejarah yang diutarakan oleh partai penguasa Law and Justice.
Ia dikenal di Inggris setelah memenangkan Man Booker International Prize untuk novel keenamnya yang bertajuk Flights. Tokarczuk tercatat sebagai warga Polandia pertama yang berhasil meraih kehormatan tersebut.
Anggota komite Nobel, Anders Olsson mengatakan tulisan Tokarczuk yang terfokus pada migrasi dan perbedaan budaya sebagai 'amat cerdas dan cerdik'.
 Novelis sekaligus aktivis Polandia, Olga Tokarczuk memenangkan penghargaan Nobel untuk bidang Sastra 2018. (AFP/JONATHAN NACKSTRAND) |
4. Kazuo Ishiguro (Inggris Raya) (2017)
Novelis, penulis naskah, dan musisi ini memenangkan penghargaan Nobel untuk bidang Sastra 2017 atas novel-novel dengan emosi besar yang mengungkap jurang di bawah perasaan ilusi manusia soal hubungan dengan dunia.
Nobel Sastra bukan penghargaan pertama untuknya. Ia pernah empat kali dinominasikan di Man Booker Prize, dan akhirnya muncul sebagai pemenang pada 1989 untuk The Remains of the Day.
Ishiguro lahir di Nagasaki, Jepang dan pindah ke Inggris pada 1960 bersama orang tuanya saat berusia lima tahun. Dua novel pertamanya yang berjudul A Pale View of Hills dan An Artist of the Floating World menjadi terkenal karena mengeksplorasi identitas dan nada elegi Jepang.
Ishiguro tergolong produktif. Ia sudah menerbitkan tujuh buku sejak 1982. Buku terbarunya berjudul Klara and the Sun, diterbitkan pada Maret 2021. Beberapa dari bukunya bahkan sudah diadaptasi menjadi film, seperti yang berjudul Never Let Me Go yang diterbitkan pada 2005.
[Gambas:Infografis CNN]
5. Bob Dylan (AS) (2016)
Penyair sekaligus musisi ini memenangkan penghargaan Nobel untuk bidang Sastra 2016 karena telah menciptakan ekspresi puitis baru dalam tradisi lagu Amerika yang hebat.
Pria bernama asli Robert Allen Zimmerman ini lahir di Minnesota, Amerika Serikat. Pada saat masih bersekolah, ia telah memebentuk beberapa band.
Ia kemudian berkuliah di University of Minnesota, Minneapolis, lalu pindah ke New York City pada 1961. Sejak itu, ia mencurahkan waktunya untuk menulis dan membuat musik.
Bob Dylan mengawali karier pada dekade 1960-an dengan membawakan lagu-lagu bertema sosial, tak jarang lirik-liriknya mengkritisi keadaan sosial budaya dan kenegaraan.
Karier profesionalnya dimulai ketika ia merilis album perdana berjudul Bob Dylan pada 1962. Sejak saat itu, kariernya konsisten dengan terus memproduksi album.
Dylan besar dengan lagu-lagu seperti Like a Rolling Stone, Knockin' on Heaven's Door, The Times They Are A-Changin, Just Like A Woman dan lain-lain.