7 Rekomendasi Buku Para Pemenang Nobel Sastra

CNN Indonesia
Kamis, 07 Okt 2021 20:30 WIB
Karya para pemenang Nobel Sastra ini membutuhkan riset hingga pendalaman yang amat intens sehingga membuahkan karya literasi mengagumkan.
The Buried Giant karya Kazuo Ishiguro. (AFP/JONATHAN NACKSTRAND)

4. Faithful and Virtuous Night (2014) - Louise Gluck

Faithful and Virtuous Night adalah buku berisi kumpulan puisi karya peraih Nobel Sastra 2020, Louise Gluck. Gluck mengomposisikan buku ini dengan puisi tradisional dan puisi prosa panjang berparagraf.

Racikan tersebut menjadikan Faithful and Virtuous Night sebagai buku pertama yang menyertakan puisi prosa oleh Gluck.

Boston Review menggambarkan buku ini "...mungkin karya Glück yang paling aneh, yang paling sulit untuk digambarkan atau disamakan dengan yang lain."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT




5. The Books of Jacob (2014) - Olga Tokarczuk

Olga Tokarczuk meraih Nobel Sastra pada 2018. Salah satu buku yang dikenal sebagai karyanya adalah novel sejarah wiracarita bertajuk The Books of Jacob yang rilis pada 2014.

The Books of Jacob merupakan novel kesembilan Tokarczuk dan merupakan produk dari penelitian sejarah yang ekstensif dan membutuhkan tujuh tahun untuk menulis buku ini.

Karya ini terdiri dari 912 halaman yang terbagi dalam tujuh buku. Kisah dimulai pada 1752 di Rohatyn dan berakhir di Korolowka semasa kejadian Holocaust.

Sesuai namanya, novel ini berpusat pada Jacob Frank, seorang Yahudi Polandia yang mengaku sebagai mesias. Novel ini menggabungkan puluhan perspektif orang ketiga yang terhubung dengan Jacob.


6. My Early Life (1930) - Winston Churchill

My Early Life merupakan autobiografi yang ditulis oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, dan terbit pada 1930. Buku ini berlatar semenjak dirinya lahir pada 1874 hingga 1902.

Dalam buku ini pula, Churchill yang mendapatkan Nobel Sastra 1953 menjabarkan soal pernikahannya pada 1908 dan menyebutkan bahwa ia hidup bahagia semenjak peristiwa tersebut.

My Early Life juga menggambarkan pengalaman Churchill dalam Perang Boer Kedua pada 1899-1902. Ia sebelumnya pernah menyebutkan hal itu dalam buku London to Ladysmith via Pretoria dan Ian Hamilton's March. Kedua buku itu rilis tahun 1900.

Austrian writer Elfriede Jelinek is pictured in 1997 in Vienna. One of the Austria's most controversial writers and poets, Elfriede Jelinek, became 07 October 2004 the 10th woman and the first Austrian to win the Nobel Literature Prize. Born on October 20 1946 in the town of Muerzzuschlag in the Austrian province of Styria, Jelinek early on started playing the piano, organ and recorder. (Photo by HERBERT PFARRHOFER / AFP)Penulis naskah pementasan Elfriede Jelinek meraih Nobel Sastra pada 2004. (AFP/HERBERT PFARRHOFER)


7. Lust (1992) - Elfriede Jelinek

Penulis naskah pementasan Elfriede Jelinek meraih Nobel Sastra pada 2004. Salah satu karya yang dikenal darinya adalah novel bertajuk Lust yang rilis pada 1989.

Lust mengisahkan seorang manajer pabrik kertas, Hermann, dan istrinya yang bernama Gerti. Hermann menganiaya Gerti secara seksual setiap hari. Meski begitu, mereka memiliki seorang anak.

Pada suatu kali, Gerti kabur ke resor ski terdekat dan bertemu seorang pria karismatik bernama Michael. Gerti sempat dekat dengan Michael, namun kembali mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dari Michael hanya karena pria itu tertarik dengan perempuan yang lebih muda.

Namun Gerti tak kapok. Ia masih berusaha menarik perhatian Michael, hingga kemudian pria itu melecehkan Gerti di depan umum.

(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER