Sejumlah tayangan fiksi coba memptret ketimpangan ekonomi di Korea Selatan yang tercatat dalam sejarah. Kapitalisme yang mencekik, orang-orang 'kecil' yang dibuat bergantung.
Tak cuma Hometown ChaChaCha, sepertinya hal tersebut sedang coba direfeksikan serial-serial Korea. Hal tersebut juga dipotret oleh serial Netflix populer, Squid Game.
Kembali ke relevansi dengan drama, rupanya kerumitan dalam diri Hong Du-sik yang ia sembunyikan berkaitan dengan gonjang-ganjing ekonomi Korea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusannya kembali ke desa dan menjadi 'Hong Banjang' di Gongjin dipicu peristiwa buruk yang menimpanya setelah pasar saham terguncang dan hajat hidup orang-orang yang 'bergantung' menjadi terancam.
Kejadian tersebut kemudian melahirkan pribadi Hong Du-sik yang paham bertahan hidup sebatang kara, tidak kikuk pada gaya hidup metropolis, dan mampu membawa diri pada pesona dan persona yang mengagumkan.
Sebagian penonton jadi terikat pada persona Hong Banjang, persona pria cuek ala drama Korea yang dibintangi seorang 'rising star' bernama Kim Seon-ho.
Meski jatuh cinta, dunia tak hanya milik Hye-jin dan Du-sik berdua. Hubungan mereka jadi jalan bagi sutradara dan penulis untuk menggali dinamika warga Gongjin.
Penonton dibuat berada di kebagahiaan dan kesedihan warga Gongjin. Perasaan seperti ini pernah sukses disajikan drama tvN lainnya, Reply 1988.
Merasakan kehangatan hubungan antar-warga di Hometown ChaChaCha membuat sebagian dari kita ingat kembali, betapa nyamannya hati ketika menonton Reply 1988.
![]() |
Tak lupa, penulis cerita juga menggambarkan kondisi desa negara Timur yang ideal, guyub, tertib, gotong-royong dan menghadirkan sosok polisi idola bagi warga (Kang Hyung-suk).
Perayaan atas hubungan Hye-jin dan Du-sik di episode akhir juga jadi perayaan bersama warga Gongjin, jadi pelipur lara usai nenek Gam-ri meninggalkan duka dalam bagi mereka.
Dua episode akhir betul-betul 'dalam', dan jadi jawaban atas citra klise yang terus dibubuhkan sepanjang musim.
Adegan-adegan romantis di paruh awal Hometown ChaChaCha membuat drama tersebut dinilai klise oleh banyak orang.
Tapi klise sebagai negasi adalah hal yang klise. Kisah yang bagus tak melulu butuh kerumitan. Meski, kerumitan masa lalu Hong Du-sik jadi salah satu penyelamat atas risiko citra FTV pada drama.
Yang dinilai klise pada akhirnya yang membuat sebagian penonton nyaman, yang membuat drama ini hidup dari awal sampai akhir.
Seketika membunuh ke-bucin-an di episode 15 dengan patah hati dan kegelapan adalah wahana sendiri bagi penonton drama karya sutradara Yoo Je-woon dan penulis Shin Ha-eun ini.
Tokoh utama yang suci tak bernoda, kisah benci berubah cinta, romansa tepi laut.
Cap klise dan remeh-temeh akan datang dari kanan-kiri. Namun keterikatan dan rasa bahagia yang didapati membuat saya akan santai saja menjawab:
"Memang kenapa?"
(fjr)