Kisah Kuchisake-Onna atau dikenal sebagai Perempuan Bermulut Sobek berasal dari Jepang pada 1970-an. Cerita ini menggambarkan seseorang yang berjalan sendirian lalu bertemu perempuan yang mengenakan masker.
Perempuan itu kemudian bertanya, "Apakah saya cantik?". Jika seseorang menjawab tidak, maka wanita itu akan membunuhnya dengan gunting yang ia bawa.
Jika seseorang mengatakan bahwa perempuan itu cantik, maka ia akan melepas maskernya dan memperlihatkan mulutnya yang sobek dari satu telinga ke telinga lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah pohon pemakan manusia ini populer berkat cerita penjelajah Jerman Carl Liche. Pada 1874 Liche menceritakan pengalamannya dengan suku Mkodo di Madagaskar.
Dia menggambarkan tumbuhan tersebut memiliki sulur yang mirip tentakel yang muncul dari pucuknya. Sulur-sulur itu bergerak-gerak di udara dan makhluk itu mengonsumsi manusia yang dijadikan tumbal.
Tumbuhan tersebut menggunakan tentakelnya untuk menjangkau tumbal tersebut, melilitnya dengan kencang, mirip seperti ular piton yang memangsa makanannya. Tumbal itu kemudian dibawa mendekat ke pohon dan menghilang di antara sulur-sulur tentakel.
Lihat Juga : |
Mantan gubernur yang menjadi penjelajah bernama Chase Osborn kemudian menulis soal pohon itu dalam bukunya, Madagascar, Land of the Man-Eating Tree. Ia membenarkan klaim Liche serta mengatakan suku-suku lain serta misionaris juga mengetahui pohon itu.
Namun, penulis sains Willy Ley mengatakan bahwa suku Mkodo, Carl Liche, dan pohon pemakan manusia Madagaskar adalah palsu. Pernyataan itu disampaikan dalam bukunya Salamanders and other Wonders, yang diterbitkan pada 1955.
Cerita ini berasal dari cerita penduduk asli Hawaii yaitu tentang Nightmarchers, hantu prajurit Hawaii kuno. Para nightmarchers adalah garda depan untuk raja atau kepala suku.
Pada malam-malam tertentu, hantu prajurit itu bangkit dari kubur untuk kembali bertempur. Mereka akan membunuh siapa saja yang menyaksikan aksi mereka. Namun, mereka tidak akan membunuh orang yang memiliki leluhur di antara prajurit tersebut.
Cara lain agar tidak dibunuh prajurit tersebut adalah dengan mengalihkan pandangan atau telungkup di tanah untuk menunjukkan rasa hormat.