Aktor Rio Dewanto dan Chicco Jerikho mengaku sengaja mengusung genre aksi dalam film terbaru mereka, Ben & Jody. Hal itu hanya demi berbeda dari dua film sebelumnya meski memaksa mereka berlatih beladiri di bawah asuhan Yayan Ruhian.
"Sebenarnya kita memang sengaja, saya, Rio [Dewanto] dan Angga [Dwimas Sasongko] ingin men-challenge diri kita," kata Chicco Jerikho dalam jumpa media pada Jumat (14/1).
"Setelah kita merampungkan Filosofi Kopi 1 dan 2, what next, masa kita mengulang lagi? tentang dua sahabat yang membuat kopi," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah melalui proses diskusi, Rio, Chicco, dan sutradara Angga Dwimas Sasongko akhirnya memutuskan untuk mencoba genre aksi. Tak hanya itu, mereka juga mengubah judul filmnya menjadi Ben & Jody.
Kendati demikian, film ini disebut tidak meninggalkan ciri khas film Filosofi Kopi yang kerap mengangkat isu sosial.
Rio mengatakan bahwa Ben & Jody kali ini berbicara tentang isu agraria yang disebut lebih penting daripada sekedar membahas kopi. Menurut mereka, profesi barista dan bisnis kopi sudah sangat maju.
"Kita lihat apa yang bisa dibicarakan, ya kita bicarakan sesuatu yang lebih besar, tentang masyarakat adat," timpal Chicco Jerikho.
Warna baru yang diusung dalam film Ben & Jody disebut Rio dan Chicco juga sebagai bentuk penghormatan untuk mendiang Glenn Fredly. Glenn disebut Chicco sempat meminta dirinya, Rio, dan Angga untuk membuat kisah Ben dan Jody yang baru.
Sementara itu, karakter Ben dan Jody dalam film ini disebut Rio Dewanto masih sama seperti dalam film terdahulunya. Yakni, Ben seorang barista di Filosofi Kopi dan Jody yang mengurus manajemennya.
Mereka menjelaskan bahwa dalam film ini, Ben dan Jody akan terlibat adegan perkelahian termasuk menggunakan senjata. Namun itu dipakai untuk bertahan hidup ketika berhadapan dengan penjahat.
"Jadi enggak tiba-tiba Ben dan Jody jadi jago [seperti] Iko Uwais di The Raid, ya kita masih sama, kami ini tukang kopi yang ketika dihadapkan dengan situasi itu ya mereka mau enggak mau bertahan. Kalau enggak, nanti bisa mati," kata Chicco.
"Jadi kita enggak tiba-tiba jadi superhero, karena kalau secara logika akan aneh banget," kata Rio.
Dalam mendalami adegan perkelahian, para pemain termasuk Rio dan Chicco dipandu oleh Yayan Ruhian yang merangkap sebagai Fighting Choreographer film Ben & Jody.
Rio menyebut tugas Yayan tidak mudah. Ia mengatakan mereka ingin membuat adegan laga yang serealistis mungkin dan masing-masing karakter memiliki gaya kelahi yang berbeda.
"Karena setiap karakter mewakili masyarakat adat yang ada di Indonesia," kata Rio.
Chicco menjelaskan bahwa syuting film Ben & Jody dilakukan di salah satu kota di Jawa Barat sejak awal 2020. Syuting tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penularan Covid-19.
Selanjutnya, film Ben & Jody akan tayang perdana pada 27 Januari 2022.
(nly/end)