Live-Action dan Penghakiman Para Penggemar Anime

CNN Indonesia
Minggu, 23 Jan 2022 13:15 WIB
Rumah produksi, terutama Hollywood, masih bersemangat membuat live-action anime meski banyak dari yang telah tayang tak disambut baik penggemar.
Rumah produksi, terutama Hollywood, masih bersemangat membuat live-action anime meski banyak dari yang telah tayang tak disambut baik penggemar. Foto: (Dune Entertainment via IMDb)

Di sisi lain, ada juga beberapa judul live-action yang bisa dibilang sukses, baik dari segi cerita maupun komersial, seperti Rurouni Kenshin (2012) serta Death Note versi Jepang (2006).

Menurut Indriana, film live-action dicap berhasil itu ketika mampu menghidupkan karakter sesuai dengan karya aslinya. Kesesuaian plot juga memegang peran penting dari kesuksesan film. Selain itu, pembuat film juga perlu memperhatikan efek visual agar tidak terkesan memaksa.

"Bisa mengadaptasi adegan-adegan penting kayak adegan bertarung dengan baik dan terkesan riil juga jadi salah satu kunci. Yang jelas sih, tetep harus menggandeng kreator aslinya kalau bisa, biar tetap on track gitu."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hak Penggemar Anime

Walau kerap dihadapkan dengan penolakan fan terhadap live-action anime/manga, banyak rumah produksi yang terus berencana melakukan hal tersebut. Salah satu yang terbaru adalah The Kindaichi Case Files yang bakal dibintangi Shunsuke Michieda.

Pada 2021, Netflix juga mengumumkan bakal membuat serial live-action One Piece. Mereka bahkan juga melibatkan langsung sang kreator, Eiichiro Oda, dengan maksud memastikan ekspektasi fan terpenuhi.

Basis penggemar karya orisinal tentu menggoda para rumah produksi untuk terus melakukan hal tersebut. Hal itu juga sudah disadari oleh para penggemar anime dan manga.

"Memang basis penggemar di Jepang itu kuat. Jadi bagus atau jelek tetap bakal laku karena dari awal sudah senang," kata Axel, salah satu penggemar anime kepada CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.

Ia pun menilai live-action yang diharapkan fan tidak serta merta harus seperti duplikasi karya aslinya.

"Harus merepresentasikan dan secara kualitas dia (live-action) enggak terlalu jauh. Jadi kalau anime-nya diterima karena kualitasnya bagus, live-action kualitasnya juga harus bagus," kata Axel.

Sehingga, ia sebagai penggemar mengungkapkan tak mau ambil pusing dengan keputusan rumah produksi yang belakangan semakin sering berencana membuat live-action anime.

"Aku punya hak buat milih, kalau enggak senang ya enggak usah nonton. Kalau pengin ya nonton. Nothing to lose aja begitu.

Pada akhirnya, live-action anime/manga akan tetap ada setidaknya hingga beberapa waktu mendatang, seperti The Kindaichi Case Files, One Piece, Yu Yu Hakusho, serta My Hero Academia.

(frl/chri)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER