Pemerintah Libanon diberitakan menginstruksikan untuk melarang penayangan film The Post di Beirut. Seperti diberitakan Washington Post beberapa tahun lalu, larangan itu disebabkan sutradara Steven Spielberg terhubung dengan Israel.
Komite Sensor Direktorat Keamanan umum memutuskan melaran film tersebut yang awalnya dijadwalkan tayang 18 Januari 2018 di Libanon.
Juru bicara Direktorat Keamanan Umum kala itu Jenderal Nabil Hanoun mengatakan keputusan diambil sesuai Undang-Undang yang mewajibkan Libanon menegakkan boikot terhadap Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spielberg yang merupakan Yahudi masuk daftar hitam Libanon setelah yayasannya memberikan bantuan kepada Israel saat perang 2006 dengan gerakan Hizbullan Libanon.
Kemudian, film Schindler's List Spielberg yang beberapa adegannya diambil di Yerusalem juga menang Oscar.
"Keputusan ini diambil sepenuhnya berdasarkan interaksi Spielberg dengan Israel," kata Hanoun kala itu.
Namun, Perdana Menteri Libanon Saad Hariri turun tangan dengan memerintahkan menteri "mengesampingkan dan menolak rekomendasi pelarangan penayangan dan mengizinkan The Post dirilis," menurut Carlo Vincenti, manajer pemasaran distributor regional Italia Films.
The Post mengisahkan penerbit Washington Post Katharine Graham (Meryl Streep) dan editornya, Ben Bradlee (Tom Hanks) yang terlibat dengan 'peperangan' melawan pemerintah dalam mempublikasikan Pentagon Papers.
Jungle juga menjadi korban sensor film di Libanon. Film yang dibintangi Daniel Radcliffe itu sejatinya sudah diputar dua pekan di Libanon. Namun, film tersebut kemudian ditarik dari bioskop.
"Jungle mendapatkan izin untuk diputar tapi beberapa keluhan datang dan mendorong kami menariknya dari bioskop untuk menghindari masalah," kata seorang pejabat seperti diberitakan Strait Times pada 2018.
Jungle mendapat keluhan karena menceritakan seorang penjelajah Israel, serta Daniel Radcliffe yang merupakan seorang Yahudi. Film itu juga merupakan hasil adaptasi buku Back from Tuichi karya penulis Israel, Yossi Ghinsberg.
Lihat Juga : |
"Yossi Ghinsberg lahir dengan entitas Zionis, dibesarkan di Tel Aviv dan bertugas di Angkatan Laut Israel. Salah satu produsernya, Dana Lustig, juga orang Israel," bunyi seruan Kampanye Boikot Pendukung Israel kala itu.
Jungle mengisahkan seseorang berkebangsaan Israel yang bepergian dengan gaya backpacker ke Amerika Selatan dan hilang selama tiga minggu di sebuah hutan di Bolivia, tepatnya dekat dengan Sungai Tuichi.
Justice League juga menjadi korban sensor di Libanon karena menampilkan Gal Gadot. Dalam film itu, mantan Miss Israel kembali sebagai Wonder Woman. Jaringan bioskop Grand Cinemas kala itu mengumumkan Justice League tidak akan tayang sesuai jadwal.
"Breaking News: #JusticeLeague tidak akan tayang pekan ini seperti yang dijadwalkan karena masalah sensor," cuit jaringan bioskop tersebut.
Berdasarkan laman berita Libanon The961.com, larangan tayang itu disebabkan nama Gal Gadot masuk daftar hitam The Office of the Boycott of Israel). Alasan serupa yang membuat Wonder Woman dilarang tayang di Libanon beberapa bulan sebelumnya.
Namun, larangan tayang film Gal Gadot tersebut tidak konsisten. Beberapa film tetap tayang, seperti Batman v Superman, Fast & Furious, Fast Five, dan Fast & Furious 6.