Review Drama: Fishbowl Wives

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Jumat, 25 Feb 2022 20:00 WIB
Review drama Fishbowl Wives, drama Jepang yang berani menampilkan adegan vulgar saat mengangkat isu perselingkuhan. Foto: (Arsip Netflix)
Jakarta, CNN Indonesia --

Fishbowl Wives (Kingyo Tsuma) termasuk drama terbaru yang menyoroti isu perselingkuhan dalam rumah tangga. Drama hasil adaptasi manga bertajuk serupa karya Kurosawa R ini menampilkan kisah tersebut seperti dalam format antologi.

Fishbowl Wives menyoroti permasalahan rumah tangga dan perselingkuhan enam istri yang tinggal di apartemen mewah menjulang di pusat kota. Kisah mereka satu persatu ditampilkan dalam episode berbeda-beda.

Sehingga, tak sulit untuk 'berkenalan' dengan seluruh karakter dan permasalahan mereka. Tak hanya itu, tiap episode juga diberi judul yang merepresentasikan kisah masing-masing istri.

Namun, secara keseluruhan, delapan episode Fishbowl Wives memang akan fokus pada Sakura Hiraga (Shinohara Ryoko), sang suami Takuya (Ando Masanobu), dan Haruto (Iwata Takanori).

Salah satu hal mencolok yang membedakan Fishbowl Wives dari drama-drama perselingkuhan hit belakangan ini adalah keberanian mereka menampilkan adegan-adegan vulgar, seperti kekerasan dalam rumah tangga hingga adegan erotis yang mendominasi seluruh episodenya.

Adegan vulgar tersebut bahkan sudah disajikan sejak menit-menit pertama drama tersebut dimulai. Sehingga, Fishbowl Wives memang dikhususkan untuk penonton dewasa.

Setelah menyaksikan itu, penonton kemudian disajikan dengan interaksi beberapa pemeran di dalamnya yang menarasikan bahwa strata seseorang dinilai dari lantai tempat tinggal mereka.

Sehingga, semakin tinggi lantai tempat tinggal, semakin terpandang pula keluarga tersebut.

Hal tersebut terlihat dari acara ulang tahun Sakura, penghuni di lantai 43, yang tamu undangannya hanya berasal dari tetangga di atas lantai 15.

Foto: (Arsip Netflix)
Review Fishbowl Wives menilai acara ulang tahun Sakura sempat mengindikasikan bakal menggali lebih dalam perselingkuhan dengan strata sosial penghuni apartemen. 

Narasi tersebut membuat saya yang tidak membaca manga jadi berekspektasi drama ini menampilkan kehidupan perempuan-perempuan sosialita dan mengeksplorasi perbedaan strata sosial itu dengan perselingkuhan yang mereka alami.

Namun sayang, narasi kesenjangan sosial antara penghuni di lantai tinggi dan rendah ternyata hanya menjadi pemanis.

Hal itu memang dibahas lagi dalam permasalahan satu pasang suami istri di episode yang lain. Namun, itu tetap terasa seperti numpang lewat atau sekadar 'yang penting ada'.

Di sisi lain, Fishbowl Wives juga menjadi dorama yang tetap menarik disaksikan. Di setiap episode, penonton disajikan alasan-alasan dan permasalahan baru yang mendasari para istri memutuskan berselingkuh.

Mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, perbedaan pendapat mengenai anak, fetish, tekanan pekerjaan dan waktu, trauma, hingga tekanan dari suami serta mertua. Sehingga, setiap episode terasa segar.

Foto: (Netflix)
Review Fishbowl Wives (2022) menilai adegan kekerasan rumah tangga mendominasi drama tersebut. 

Penonton juga berpotensi dibuat emosi dengan tingkah laku dari para istri, perselingkuhan seolah menjadi jawaban dari semua permasalahan yang mereka hadapi, terutama ketika berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga.

Sayangnya, itu seperti menjadi cerminan dari dunia nyata. Buka suara sebagai korban kekerasan bukan hal mudah, mulai dari rasa trauma, jaminan perlindungan diri, hingga bukti pendukung menjadi alasan banyak korban memilih bungkam atau mencoba bertahan.

Lanjut ke sebelah...

Review Drama: Fishbowl Wives


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :