The Batman resmi tayang di Indonesia setelah sebelumnya menarik perhatian berkat ucapan Robert Pattinson, bahwa mereka menggunakan "gaya bertarung" juga "silat" dalam film tersebut.
Namun, tak sedikit yang menilai ucapan pemeran Bruce Wayne tersebut hanyalah gimik pemasaran belaka. Salah satunya pengamat perfilman dan budaya pop Hikmat Darmawan.
"Iya, jelas [gimik]," kata Hikmat kala berbincang dengan CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hikmat menilai gimik "silat" di The Batman adalah salah satu bentuk trik pemasaran Hollywood yang sudah biasa dilakukan.
Ia pun menjabarkan serangkaian argumen yang menyebut "gaya tarung Indonesia" kata Pattinson itu hanyalah bualan belaka, salah satunya adalah komposisi dan cara The Batman menampilkan adegan laga.
The Batman menampilkan adegan laga dengan pertarungan jarak dekat (close combat). Menurut Hikmat, gaya seperti itu juga digunakan dalam adegan bertarung di film The Raid, yang mana menggunakan koreografi khas silat.
![]() |
Hikmat menilai, kesuksesan The Raid di Hollywood seolah memunculkan posisi baru bagi Indonesia sebagai "saingan" dari film Hong Kong yang selama ini dicap industri film Amerika Serikat berciri khas adegan laga.
"Kalau yang sekarang ini, Batman pas saya lihat itu silatnya di mana? Samar banget," kata Hikmat Darmawan.
"Mungkin memang dia mengacu pada beberapa hal di film The Raid yang menggunakan silat, tetapi bukan silat sebagaimana yang kita bayangkan. Tetapi lebih kepada sebuah close combat," lanjutnya.
Terlebih, The Batman tidak terlalu menonjolkan aksi laga sebagai nilai utama dari cerita yang diangkat. Hal itu memperkuat dugaan bahwa ucapan Pattinson merupakan bagian gimik.
"Dia [Batman] secara khusus mengambil close combat [The Raid], tetapi itu juga tidak terlalu banyak karena toh filmnya bukan film combat sebetulnya," kata Hikmat "Jadi, jelas itu gimik,"
Hikmat menjelaskan, kelakuan Hollywood mencatut budaya atau istilah tertentu dari suatu negara adalah hal yang sering dilakukan. Hal ini tak lepas dari penghitungan dari para pelaku rantai bisnis industri film sebesar Hollywood.
Hollywood, kata Hikmat, telah memiliki sistem pemasaran yang ajek dan kuat. Hal ini membuat proses produksi, promosi, hingga distribusi sebuah film dilakukan dalam satu rangkaian pemikiran dengan berorientasi pada pemasaran.
Lanjut ke sebelah...