"Semua produk yang blockbuster itu punya pemahaman dari hulu ke hilir soal marketing sehingga range-nya banyak untuk meraih marketing yang dianggap besar," kata Hikmat.
"Nah, Indonesia ini sebetulnya sudah cukup sering dan dari dulu suka disebut. Itu memang dianggap punya market yang cukup antusias terhadap produk Hollywood," lanjutnya.
Praktik menyebut istilah atau budaya negara tertentu juga dinilai Hikmat wajar dilakukan. Sebab, pada akhirnya film merupakan suatu produk yang perlu dipasarkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Hal ini juga berlaku di medium atau karya seni lain, seperti musik hingga komik.
"Jadi memang secara kultural ada kedekatan, tetapi seringkali tidak muncul secara substansial representasinya. Jadi representasi yang ada lewat gimik-gimik itu," kata Hikmat Darmawan.
Hikmat menjelaskan, pasar Indonesia dinilai pasar internasional mendominasi dan cukup besar di wilayah Asia Tenggara meski belum punya infrastruktur dan ukuran pasarnya belum seraksasa China.
Apalagi, masyarakat Indonesia dikenal luas sangat aktif di media sosial dan dunia maya. Hal ini dianggap sebagai modal lebih Indonesia dalam hal meramaikan pemasaran produk Hollywood.
Untuk menyikapi ramainya gimik pemasaran yang ditujukan kepada Indonesia, Hikmat menilai bahwa praktik ini seharusnya juga memberi manfaat bagi industri film Indonesia.
"Sebagai pasar terus terang saya merasa belum mutual. Kita tidak harus lantas, kalau mereka menyebut silat, mereka harus ajak kita," kata Hikmat Darmawan.
"Namun, setidaknya ada transfer teknologi, ada sharing market, yang lebih strategis. Bisa tidak, film kita di-pitching di sana secara lebih serius dan dapat slot juga di Amerika," lanjutnya.
Hollywood juga dianggap sepatutnya mulai melirik talenta perfilman dari Indonesia. Dalam hal ini, beberapa talenta Indonesia sudah bekerja sama dengan produser Hollywood, mulai dari Mouly Surya sampai dengan Timo Tjahjanto.
"Kita masih ingin melihat wajah kita sendiri di layar, cerita kita sendiri di layar, dan sesekali hiburan film besar." kata Hikmat Darmawan.
(frl/end)