Hal yang sama juga terjadi pada film-film superhero DC lewat konsep DC Extended Universe (DCEU). Sejak Man of Steel pada 2013, DC merilis serangkaian film pahlawan super yang saling berhubungan.
Namun, beberapa proyek tersebut dianggap gagal setelah menerima reaksi negatif dari penggemar. Keadaan ini mendorong DC untuk mengatur ulang strategi mereka.
Salah satu strategi yang dilakukan adalah mengedepankan kualitas dibandingkan kuantitas. Sehingga Emmerich menyoroti pentingnya merekrut sutradara berkualitas untuk film DC mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kualitas adalah faktor terpenting bagi sebuah studio, dan hal paling besar yang bisa Anda lakukan untuk memengaruhi kualitas adalah pembuat film yang Anda rekrut."
Toby Emmerich ditunjuk sebagai pimpinan Warner Bros. setelah kegagalan Justice League pada 2018. Sejak kehadirannya, film-film DC mulai beralih ke model yang berdiri sendiri, seperti Aquaman, Shazam!, serta Birds of Prey.
Tahun ini, DC merencanakan penayangan setidaknya lima film, seperti dua film pertama mereka, The Batman dan DC League of Super-Pets, yang bukan bagian dari DCEU.
Sejauh ini, The Batman berhasil meraih hasil yang menjanjikan meski digarap sebagai proyek yang berdiri sendiri.
Film yang disutradarai Matt Reeves itu meraih total pendapatan keseluruhan mencapai US$248 juta atau Rp3,6 triliun (US$1= Rp14,388) secara global pada minggu pertama penayangan perdana.
Pendapatan The Batman diprediksi akan terus meningkat setelah mendapat respon positif dari penggemar sejak pertama kali tayang pada 2 Maret lalu.
Lihat Juga : |