Jakarta, CNN Indonesia --
Salah satu pembawa acara TV terpopuler di China, Jin Xing, memicu kontroversi hingga diblokir Weibo karena dinilai melanggar hukum dan peraturan yang relevan beberapa waktu lalu.
Berdasarkan pemberitaan setempat, pemblokiran Weibo terhadap Jin Xing diduga terjadi setelah sang pembawa acara secara terbuka menyuarakan dukungannya kepada Ukraina yang diserang Rusia.
Padahal, para seniman dan artis China daratan umumnya menahan diri untuk tidak mengomentari konflik Rusia dan Ukraina yang memanas sejak invasi dimulai pada Kamis (24/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Jin Xing secara blak-blakan mengecam invasi Rusia ke Ukraina lewat unggahannya di Weibo, platform microblogging media sosial China.
Dalam unggahannya, seperti dilansir Today Online beberapa waktu lalu, Jin Xing mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah orang gila. Jin Xing juga meminta semua orang menghentikan perang dan berdoa untuk perdamaian.
Tak hanya itu, koreografer sekaligus balerina itu juga melampirkan tangkapan layar pembawa acara CCTV yang mengenakan kemeja kuning dan blazer biru, seperti warna bendera Ukraina. Itu disebut Jin Xing mengindikasikan sang pembawa acara mendukung Ukraina.
"Dilihat dari warna pakaian pembawa acara CCTV, dia mendukung Ukraina. Hentikan perang dan berdoa bagi perdamaian," tulis Jin Xing.
Lanjut ke sebelah...
Unggahan itu kemudian memicu amarah netizen. Beberapa dari mereka juga memikirkan kemungkinan Jin Xing mengedit gambar tersebut usai mencari gambar yang menunjukkan pembawa acara mengenakan setelan hijau.
"Jin Xing, apakah kamu gila? Siapa yang memberi tahu itu adalah sikap CCTV (terhadap Rusia vs Ukraina)?" kata netizen.
"Jika mengenakan pakaian kuning dan biru berarti dukungan untuk Ukraina, lalu apakah fakta bahwa kamu menikah dengan orang Jerman berarti Anda mendukung Nazi?" tulis netizen yang lain.
Permasalahan itu sampai ke "telinga" CCTV. Saluran televisi tersebut kemudian menanggapi unggahan Jin Xing. Mereka mengatakan sang pembawa acara memang mengenakan blazer hijau kemeja kuning.
Namun, mereka menekankan itu bukan upaya menunjukkan dukungan terhadap Ukraina.
Tak lama setelah itu, unggahan Jin Xing di Weibo menghilang. Ia membantah menghapus unggahan tersebut.
"Saya tidak menghapus (unggahan di) Weibo. Itu diblokir oleh sistem," tuturnya.
Dia juga mengecam netizen dengan mengatakan harus menggunakan nama atau akun asli sebelum mengkritiknya.
Terpisah, China secara konsisten menolak untuk menyebut perang di Ukraina sebagai invasi Rusia, dan para pejabat menunjuk ekspansi NATO ke arah timur sebagai akar penyebab konflik - meniru poin pembicaraan utama Rusia.
Presiden Xi Jinping mengatakan China bersedia mengambil peran aktif dengan komunitas internasional untuk menengahi krisis di Ukraina.
Sebagai informasi, invasi Rusia ke Ukraina sudah berlangsung dua pekan sejak dimulai pada 24 Februari lalu. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR)mencatat setidaknya 2 juta orang warga Ukraina mengungsi karena serangan tersebut.