"Dari situ kami jamming dengan instrumen masing-masing [yang dipelajari di kampus]. Awalnya Eka pakai bass elektrik padahal dia main kontrabass. Kami minta dia main kontrabass dan berlangsung sampai sekarang," kata Ojan di kantor CNNIndonesia.com.
Sisitipsi kemudian merilis lagu bertajuk Alkohol dan Joni Santai melalui SoundCloud. Dua lagu itu melambungkan nama Sisitipsi setelah lagu mereka diputar hingga tiga ribu kali dalam seminggu pertama.
Salah satu keunikan dari lagu yang ditulis adalah lirik lagu yang jujur dan tidak biasa. Seperti lagu Alkohol, Amoroso mengatakan lagu itu bercerita tentang minuman yang nikmat tetapi jahat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Begitu pula Joni Santai, menceritakan mahasiswa yang doyan mabuk. Lewat lirik yang jujur, Sisitipsi berusaha bermusik dengan menyampaikan apa yang mereka lihat di lingkungan sekitarnya.
"Awalnya kami bikin band bukan untuk ke luar, tapi untuk di kampus dan market anak kampus mayoritas pemabuk. Ketika kami ke luar, respons pendengar lebih besar," kata Amoroso.
Nama band yang terus melambung mengantarkan Sisitipsi pada album perdana bertajuk 73% yang dirilis pada 2016. Nama album itu diambil dari alamat IKJ yang terletak di Jalan Cikini Raya Nomor 73.
Album itu berisikan sembilan lagu termasuk Alkohol dan Joni Santai. Tujuh lagu lain berjudul Prelude, Polemikanadum, Aroma Dia, Lepas Kendali, Berlabuh Rindu, Rinai, dan Tiba.
Dua tahun setelahnya, Ojan dan kawan-kawan merilis album baru bertajuk ML "Minta Lagi" berisikan 9 trek. Pada tahun yang sama, mereka juga merilis single berjudul BOMAT!.
Kemudian pada 2020, band itu merilis tiga single yang masing-masing berjudul Anak Papi, Teman Intisari, dan Gaya Bercinta.
(frl/end)