Meski perubahan film Iran sudah dimulai dari dekade '60-an yang mengacu pada Gelombang Baru Iran, momentum Revolusi Islam Iran dianggap sebagai pemberi dampak signifikan pada perfilman negara itu.
Momen Revolusi tersebut mendorong sutradara atau produser di Iran untuk membuat karya dengan ciri khas dan menggambarkan masyarakat Iran yang bersifat realisme.
Penerapan hukum syariat Islam yang disahkan semenjak Revolusi Islam Iran juga secara drastis mengubah penggambaran kehidupan manusia dalam layar bergerak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua cerita film ditentukan bukan hanya dibuat untuk menghibur, tapi juga menyelipkan pesan di dalamnya sesuai dengan syariat.
Menurut Mohammad Reza Ebrahimi, Cultural Counsellor Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu, popularitas film Iran kini tak bisa dilepaskan dari sosok Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah.
Ayatollah Ruhollah Khomeini sebagai Pemimpin Tertinggi Iran pertama usai Revolusi Islam Iran disebut sebagai sosok yang gemar membaca buku dan seorang budayawan.
"Ia juga gemar menonton film, terutama yang berunsur kekeluargaan. Artinya ketika pemimpinnya sudah memiliki hobi ke sana tentunya akan sangat mudah sekali mendukung apa yang beliau minati," kata Ebrahimi.
![]() |
"Biasanya beliau mengadakan pertemuan salah satunya dengan seniman, termasuk sineas film, dan itu beliau biasanya mendengarkan keluh kesah mereka," lanjutnya.
"Beliau juga mengusulkan langkah-langkah yang harus dilakukan, sekaligus juga memberikan dukungan untuk mereka. Jadi selain dukungan finansial, ada dukungan dari pemimpin tertinggi itu sendiri." kata Ebrahimi.
Mohammad Reza Ebrahimi menyebut Pemerintah Iran amat mendukung perfilman nasionalnya, bahkan menganggarkan 3 triliun rial Iran atau setara dengan lebih dari Rp1 triliun (1 rial Iran=Rp0,34) pada 2021 untuk pengembangan film Iran.
"Itu untuk tahun lalu, tahun ini bertambah hampir 50 persen," kata Mohammad Reza Ebrahimi, Cultural Counsellor Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
"Jadi kalau kita di bidang lain justru banyak pengurangan, karena berbagai macam problem yang dihadapi Iran salah satunya adalah masih adanya embargo dari Amerika Serikat dan negara lain," lanjutnya.
![]() |
"Namun di bidang perfilman ini ada kenaikan hampir 50 persen untuk bujet tahun ini," kata Ebrahimi.
Selain dari pemerintah Iran, Ebrahimi mengatakan bahwa ada banyak lembaga lain yang ikut mendukung produktivitas film di Iran termasuk bantuan logistik, kemudahan perizinan dan bantuan lain yang diperlukan dalam memproduksi film.
"Tentunya ini adalah hal positif dan kebanggaan dari kami karena dengan bujet yang ada kami bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, dimana film Iran selalu memiliki hal yang dapat ditonton dan diikutsertakan di berbagai festival film internasional," katanya.
(end/nly/end)