Jakarta, CNN Indonesia --
Film dari Iran menjadi salah satu film yang kerap disorot dalam berbagai ajang festival atau penghargaan. Kisah realitas yang sederhana tapi menyentuh selalu menjadi daya tarik dari film negeri ini.
Sebut saja film Children of Heaven (1997) yang terus dikenang pencinta film karena kisahnya yang haru. Tak heran, film Majid Majidi ini meraih nominasi Academy Award 1998 untuk kategori Best Foreign Language Film.
Semua itu tak bisa dilepaskan dari momen gelombang baru perfilman Iran pada dekade '60-an yang kemudian disokong Revolusi Islam Iran pada dekade '70-an.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semenjak Revolusi Iran yang menjadi titik balik sejarah negeri Persia tersebut, berbagai film dari negeri ini terus mengalami perkembangan hingga mampu membawa pulang Piala Oscar dari Amerika Serikat ke sebuah negara Islam.
Berikut fakta-fakta perfilman Iran:
1. Nilai Kemanusiaan
Mayoritas sutradara atau sineas Iran memproduksi film atau serial berdasarkan permasalahan yang muncul di masyarakat.
Tak hanya itu, sineas Iran juga menyelipkan nilai-nilai agama dan budaya setempat yang membuat filmnya semakin menarik di mata penonton, baik lokal maupun asing.
Para sineas dari Iran sendiri sudah sepakat, yang juga didorong oleh pemerintah dan dampak Revolusi Islam, untuk membuat film yang bukan hanya menghibur, tetapi juga memiliki nilai kemanusiaan dan keadilan.
 Children of Heaven (1997).Film ini mengisahkan kakak dan adik yang bergantian sepatu untuk bersekolah. (dok. Kanun parvaresh fekri (The Institute for the Intellectual Development of Children & Young Adults)/New Films International via IMDb) |
Salah satunya adalah film Children of Heaven yang diangkat dari realitas yang terjadi di sebuah keluarga. Film ini mengisahkan kakak dan adik yang bergantian sepatu untuk bersekolah.
Kisah humanis itu ditampilkan dalam visual minimalis sehingga mampu menguras air mata. Bahkan, siapapun yang menyaksikan filmnya seolah-olah bisa merasakan penderitaan mereka.
Atau seperti pada film peraih Oscar, A Separation (2011) karya Asghar Farhadi. Film ini memiliki kisah dengan latar perpisahan sepasang suami-istri karena perbedaan tujuan dalam pernikahan.
2. Meraih Oscar dan Menang Penghargaan
Meski bukan sebuah negara yang memiliki industri film berskala besar, Iran adalah negara yang rajin membawa pulang penghargaan di berbagai ajang film internasional.
Film dari negara yang konstitusinya berlandaskan syariat Islam ini bahkan dua kali memenangkan Piala Oscar dalam kategori Best Foreign Language. Semua berkat dua film karya Aghar Farhadi, A Separation (2011) dan The Salesman (2017).
Jumlah itu menjadikan Iran sebagai negara Asia kedua terbanyak yang membawa pulang Piala Oscar, setelah Jepang yang mengoleksi lima film.
Selain di Academy Awards, Iran juga kerap berjaya di berbagai ajang festival film lainnya, seperti Cannes Film Festival, Venice International Film Festival, atau Berlin Film Festival, dan semacamnya.
Lanjut ke sebelah...
3. Dampak Revolusi Islam Iran
Meski perubahan film Iran sudah dimulai dari dekade '60-an yang mengacu pada Gelombang Baru Iran, momentum Revolusi Islam Iran dianggap sebagai pemberi dampak signifikan pada perfilman negara itu.
Momen Revolusi tersebut mendorong sutradara atau produser di Iran untuk membuat karya dengan ciri khas dan menggambarkan masyarakat Iran yang bersifat realisme.
Penerapan hukum syariat Islam yang disahkan semenjak Revolusi Islam Iran juga secara drastis mengubah penggambaran kehidupan manusia dalam layar bergerak.
Semua cerita film ditentukan bukan hanya dibuat untuk menghibur, tapi juga menyelipkan pesan di dalamnya sesuai dengan syariat.
4. Pemimpin Tertinggi Iran Suka Film
Menurut Mohammad Reza Ebrahimi, Cultural Counsellor Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu, popularitas film Iran kini tak bisa dilepaskan dari sosok Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah.
Ayatollah Ruhollah Khomeini sebagai Pemimpin Tertinggi Iran pertama usai Revolusi Islam Iran disebut sebagai sosok yang gemar membaca buku dan seorang budayawan.
"Ia juga gemar menonton film, terutama yang berunsur kekeluargaan. Artinya ketika pemimpinnya sudah memiliki hobi ke sana tentunya akan sangat mudah sekali mendukung apa yang beliau minati," kata Ebrahimi.
 Ayatollah Ruhollah Khomeini sebagai Pemimpin Tertinggi Iran pertama usai Revolusi Islam Iran disebut sebagai sosok yang gemar membaca buku dan seorang budayawan. (AFP/GABRIEL DUVAL) |
"Biasanya beliau mengadakan pertemuan salah satunya dengan seniman, termasuk sineas film, dan itu beliau biasanya mendengarkan keluh kesah mereka," lanjutnya.
"Beliau juga mengusulkan langkah-langkah yang harus dilakukan, sekaligus juga memberikan dukungan untuk mereka. Jadi selain dukungan finansial, ada dukungan dari pemimpin tertinggi itu sendiri." kata Ebrahimi.
5. Lebih dari Rp1 T untuk Film Nasional
Mohammad Reza Ebrahimi menyebut Pemerintah Iran amat mendukung perfilman nasionalnya, bahkan menganggarkan 3 triliun rial Iran atau setara dengan lebih dari Rp1 triliun (1 rial Iran=Rp0,34) pada 2021 untuk pengembangan film Iran.
"Itu untuk tahun lalu, tahun ini bertambah hampir 50 persen," kata Mohammad Reza Ebrahimi, Cultural Counsellor Kedutaan Besar Iran untuk Indonesia, saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
"Jadi kalau kita di bidang lain justru banyak pengurangan, karena berbagai macam problem yang dihadapi Iran salah satunya adalah masih adanya embargo dari Amerika Serikat dan negara lain," lanjutnya.
 Mohammad Reza Ebrahimi, Cultural Counsellor Kedutaan Iran untuk Indonesia 2022. (CNN Indonesia/Naely Himami) |
"Namun di bidang perfilman ini ada kenaikan hampir 50 persen untuk bujet tahun ini," kata Ebrahimi.
Selain dari pemerintah Iran, Ebrahimi mengatakan bahwa ada banyak lembaga lain yang ikut mendukung produktivitas film di Iran termasuk bantuan logistik, kemudahan perizinan dan bantuan lain yang diperlukan dalam memproduksi film.
"Tentunya ini adalah hal positif dan kebanggaan dari kami karena dengan bujet yang ada kami bisa mendapatkan hasil yang memuaskan, dimana film Iran selalu memiliki hal yang dapat ditonton dan diikutsertakan di berbagai festival film internasional," katanya.