Penjelasan Akhir Cerita Fantastic Beasts The Secrets of Dumbledore

CNN Indonesia
Minggu, 24 Apr 2022 20:38 WIB
Akhir dari Fantastic Beasts 3 sebenarnya menjadi awal dari kisah-kisah yang sudah pernah dinarasikan oleh JK Rowling dalam dunia Harry Potter.
Foto: (WARNERMEDIA)

Kehancuran liontin Sumpah Darah ini sejatinya adalah kisah baru. Lantaran pada era Harry Potter, Sumpah Darah yang diketahui pernah dilakukan oleh Albus-Gellert dan Narcissa Malfoy-Snape tidak bisa dilanggar kecuali dengan kematian.

Albus menduga, fenomena liontin Sumpah Darah yang pecah ini lantaran dirinya tidak berniat untuk melawan Gellert Grindelwald, melainkan hanya untuk melindungi seseorang dari niat jahat mantannya itu.

"Dia berniat membunuh, aku hanya ingin melindungi. Mantra kami bertemu. Mari sebut itu takdir," kata Albus Dumbledore saat ditanya Newt soal liontin pecah itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan liontin Sumpah Darah yang pecah, halangan Albus Dumbledore untuk melawan Gellert Grindelwald hilang. Selama ini, hanya Albus Dumbledore yang memahami pola pikir Gellert Grindelwald dan memiliki kemampuan sihir yang setara, bahkan lebih unggul dibanding penyihir jahat itu.

Premis tersebut diduga akan mengantarkan penonton Fantastic Beasts pada pertarungan terkenal Albus dan Gellert yang sesungguhnya dan berujung pada kekalahan penyihir hitam itu sekaligus kepindahan tangan Tongkat Sihir Elder kepada Dumbledore.

Kisah Tongkat Sihir Elder ini terhubung dengan Kisah Relikui Kematian yang menjadi pusat cerita dari film Harry Potter and the Deadly Hallows.

Seperti diketahui, tiga Relikui Kematian yang mencakup Tongkat Sihir Elder adalah simbol kebersamaan dan visi Albus-Gellert yang dikenal dengan For The Greater Good.

Pernikahan Queenie - Jacob

Pernikahan Queenie Goldstein dan Jacob Kowalski semula terlihat seperti sekadar pemanis dari Fantastic Beasts: The Secrets of Dumbledore. Akan tetapi, pernikahan ini rupanya memiliki makna lebih dalam dari sekadar epilog.

Hal itu terlihat ketika pernikahan antara manusia non-penyihir alias no-maj atau muggle yaitu Jacob dengan Queenie yang merupakan penyihir dengan bakat alami Legilimens alias 'pembaca' pikiran orang.

Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald (2018).Muggle atau no-maj Jacob Kowalski (kiri) dikisahkan memiliki hubungan asmara dengan Queenie Goldstein yang merupakan penyihir. (Dok. Warner Bros Pictures via imdb.com)

Ketika persiapan sedang dilakukan, Newt Scamander yang ditunjuk menjadi pendamping pria untuk Jacob bertemu dengan perempuan pujaan hatinya, Tina Goldstein, di luar toko roti Jacob.

Usai berbincang dengan Tina, Newt menyadari bahwa Albus Dumbledore duduk di bangku seberang toko roti Jacob. Newt pun menghampiri mantan gurunya itu dan mereka berbincang singkat.

Dalam perbincangan tersebut, Dumbledore menyebut bahwa Queenie dan Jacob adalah pionir dalam pernikahan antara penyihir dengan muggle. Albus juga menyebut pernikahan tersebut adalah bersejarah karena setelah mereka, akan ada banyak pernikahan silang serupa yang terjadi.

Merujuk pada ucapan Dumbledore, maka diduga pernikahan Queenie dan Jacob adalah momentum resmi dimulai pernikahan antara penyihir dan muggle atau no-maj yang dilarang secara legal di Amerika Serikat karena Hukum Rappaport 1790.

Screenrant menulis, Hukum Rappaport 1790 adalah aturan dalam komunitas sihir Amerika yang dibuat sebagai bagian dari pemisahan penyihir dengan non-penyihir dan melindungi kerahasiaan dunia sihir.

Meski sudah bisa bersama, Queenie dan Jacob harus melangsungkan pernikahan mereka serta hidup dalam diam-diam karena hukum tersebut baru dicabut pada 1965.

Fantastic Beasts: The Secrets of DumbledoreKarena kecewa dan frustrasi dengan larangan menikah dengan muggle, Queenie berpaling menjadi pengikut Grindelwald. (dok. Warner Bros. Pictures via IMDb)

Aturan itu pula yang menjadi masalah bagi Queenie yang ingin menikahi Jacob. Karena ia kecewa dan frustrasi dengan larangan itu, Queenie berpaling menjadi pengikut Grindelwald.

Di sisi lain, pernikahan Queenie dan Jacob sebenarnya bisa dianggap sebagai awal mula kemunculan generasi penyihir half-blood alias Berdarah Campuran.

Generasi yang semakin jauh dari garis kemurnian keturunan ini terus berkembang jumlahnya dan kemudian akan dianggap masalah oleh mereka yang menganut supremasi darah-murni, salah satunya adalah Lord Voldemort.

Meski begitu, half-blood sendiri tidak semenderita para penyihir yang orang tuanya muggle atau dikenal juga sebagai muggle-born alias mudblood. Hermione Granger adalah salah satu penyihir muggle-born.

Di Inggris, sejak era pendiri Hogwarts masih hidup, hanya dikenal penyihir berdarah murni dan bukan berdarah murni.

Tidak diketahui apakah ada larangan penyihir menikah dengan non-penyihir di Inggris, tapi biasanya keturunan yang bukan berdarah murni selalu mendapatkan diskriminasi dengan hinaan mudblood. Hermione Granger adalah salah satu yang dihina dengan istilah itu.

(end)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER