Sebelumnya, kabar Gofar Hilman direkrut radio Prambors sebagai penyiar baru juga menuai kontroversi. Meski banyak yang menyambut antusias, tak sedikit juga netizen yang menentang keputusan itu.
Salah satu protes besar datang dari sebuah petisi berjudul "Dear Prambors, kenapa Gofar?". Petisi yang memprotes Prambors itu terus mendulang ribuan suara.
Petisi itu muncul di change.org pada Sabtu (21/5), dibuat oleh sebuah akun bernama Aku Perempuan. Dalam deskripsinya, ia mempertanyakan dan protes keputusan radio ternama tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Gofar Hilman Batal di Prambors |
"Prambors, radio siaran sosial niaga, top of mind anak muda bahkan yang tidak lagi muda, memilih Gofar sebagai penyiar prime time pagi?!" tulis petisi tersebut.
"Tolong, jangan biarkan Gofar Hilman siaran di Prambors. Jangan biarkan anak- anak kami berpikir bahwa meniduri ratusan perempuan dan membuat 25 folder sex tape adalah hal yang normal dilakukan," lanjutnya.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada Jumat (27/5) pukul 14.05, petisi tersebut kini sudah diteken 8.018 orang. Angka tersebut mengalami peningkatan seiring dengan banjir protes di media sosial.
Berbagai protes yang diarahkan kepada Gofar Hilman tidak lepas dari tudingan atas dirinya. Ia disebut memiliki catatan buruk terkait pelecehan seksual.
Salah satunya ketika Gofar Hilman diduga melakukan pelecehan seksual terhadap @quweenjojo pada sebuah acara musik di Malang pada 2018. Pemilik akun tersebut menjelaskan kronologi dugaan pelecehan seksual tersebut di Twitter.
Pada 24 Juni 2021, Gofar Hilman membantah semua tudingan pelecehan seksual yang diungkap @quweenjojo. Ia pun menyatakan siap menjalani proses apa pun untuk menyelesaikan tudingan yang menjeratnya.
Satu bulan kemudian, Gofar Hilman mengungkapkan ia tidak bisa menghubungi terduga korban pelecehan. Ia menjelaskan tim kuasa hukumnya sudah mengirimkan surat untuk berkomunikasi.
Namun enam bulan kemudian, akun @quweenjojo muncul kembali dan menyampaikan permohonan maaf kepada Gofar. Ia mengatakan sang penyiar tidak pernah melakukan pelecehan seksual kepadanya.
(frl/pra)