Jakarta, CNN Indonesia --
Penantian panjang penggemar Stranger Things terbayar lunas dengan sajian musim keempat yang intens dan menegangkan. Stranger Things 4 Volume 1 menjawab ekspektasi penggemar, terutama bagi yang kecewa dengan eksekusi Stranger Things 3.
Jeda waktu tiga tahun antara Stranger Things 3 dan 4 sesungguhnya juga terhitung lama. Terlebih, jarak antara musim pertama dan kedua hanya berselang satu tahun, sementara musim kedua dan ketiga berjarak dua tahun.
Namun, tiga tahun itu sepertinya menjadi waktu yang dibutuhkan Duffer Brothers untuk 'menyelamatkan' serial ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sang kreator tampak mengerahkan segala kemampuannya untuk mengembalikan kedudukan Stranger Things sebagai salah satu serial terbaik yang pernah dibuat Netflix.
Berbekal waktu yang panjang dan biaya produksi besar-besaran, Duffer Brothers menyulap Stranger Things 4 menjadi tontonan memuaskan dari berbagai lini.
Pengalaman menonton yang memuaskan itu terasa dari eksekusi cerita hingga aspek teknis seperti visual. Kepuasan itu juga didukung dari akting para pemeran yang semakin matang seiring mereka tumbuh dewasa.
 Review: Stranger Things 4 Volume 1 menjawab ekspektasi penggemar, terutama bagi yang kecewa dengan eksekusi Stranger Things 3. (Netflix via Twitter) |
Tidak butuh banyak waktu bagi Stranger Things 4 untuk mengenalkan kehidupan para karakter usai peristiwa Starcourt di akhir musim ketiga. Cerita juga langsung tancap gas sejak episode pertama, dengan tensi yang melonjak tinggi di akhir episode.
Enam episode selanjutnya berlalu dengan intens, tetapi masih menghadirkan sejumlah adegan emosional. Proses pendewasaan yang dialami para karakter utama menjadi salah satu bagian yang disorot.
Perjalanan enam tahun para karakter juga mengubah suasana yang ditampilkan. Stranger Things 4 kini terasa semakin gelap dan tak segan menampilkan adegan yang mengganggu.
Di sisi lain, musim ini juga mengusung formula yang lebih kompleks dari edisi sebelumnya. Stranger Things 4 dibagi menjadi empat kelompok dengan jalan cerita yang beriringan.
Keputusan menggarap Stranger Things 4 dengan formula tersebut seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, para karakter yang terpisah dari Hawkins dan menghadapi masalah masing-masing tampak seperti bagian puzzle yang tersebar.
Kepingan puzzle itu tampak dipisah untuk menyelesaikan urusan masing-masing, sebelum bersatu tepat saat puncak cerita di volume 2 mendatang.
Namun, Duffer Brothers gagal memberikan porsi yang seimbang kepada setiap bagian cerita. Salah satunya jalan cerita kelompok Mike Wheeler (Finn Wolfhard) di California. Mereka seolah dianaktirikan, terutama di sepertiga akhir musim ini.
Lanjut ke sebelah...
Meski demikian, Stranger Things 4 tetap menghadirkan sensasi yang memuaskan di setiap episode. Dari total keseluruhan, episode 4 berjudul Chapter Four: Dear Billy menjadi yang terbaik.
Episode ini mengisahkan Max Mayfield (Sadie Sink) menjadi target Vecna selanjutnya. Ia hampir dipastikan bakal mati terbunuh karena sebelumnya tidak ada target Vecna yang selamat.
Emosi penonton begitu teraduk ketika Max mulai 'berpamitan' ke teman-temannya lewat sebuah surat. Waktu yang ia punya juga semakin menipis dan mereka tak kunjung menemukan solusi.
Tiga puluh menit terakhir episode ini menjadi momen paling menegangkan sepanjang musim. Max dan rekan-rekannya berpacu dengan waktu dalam menghalau Vecna yang siap menghabisinya.
Cerita yang menguras emosi itu disempurnakan dengan akting Sadie Sink yang semakin matang dan cemerlang. Sejak tampil sebagai pendatang baru di Stranger Things 2, Sink terus menunjukkan kemampuan akting yang berkembang.
Secara keseluruhan, para aktor yang tampil di musim ini juga berhasil memerankan karakternya dengan apik. Beberapa yang patut diacungi jempol yaitu Joe Keery sebagai Steve Harrington, Gaten Matarazzo sebagai Dustin Henderson, dan Jamie Campbell Bower sebagai Petter Ballard alias Vecna.
 Review: Stranger Things 4 tetap menghadirkan sensasi yang memuaskan di setiap episode.: (Courtesy of Netflix) |
Bower tampil gemilang kala menjadi villain utama di Stranger Things 4. Hal itu tampak dari adegan monolog di akhir episode 7, yakni saat dirinya mengungkap jati diri sebagai One sekaligus Vecna.
Karakter Vecna juga terlihat digarap secara serius oleh sang kreator. Duffer Brothers bahkan merekrut Barrie Grower, sosok di balik visual karakter Night King dari Game of Thrones.
Pengerjaan visual Vecna yang kini tak sepenuhnya menggunakan efek CGI menjadi nilai plus bagi Stranger Things 4. Penggunaan model atau gambar tiga dimensi yang direkam dengan kamera jelas lebih unggul dibanding musim sebelumnya yang bergantung dengan efek CGI.
Stranger Things 4 jelas menjawab penantian panjang para penggemar yang begitu antusias usai menunggu tiga tahun. Namun, durasi rata-rata satu jam di setiap episode tampaknya menjadi hambatan bagi penonton yang mudah bosan.
Belum lagi suasana yang terasa jauh lebih gelap dan mencekam dari musim terdahulu. Adegan pembunuhan yang mengganggu membuat musim ini tampak bukan lagi menjadi tontonan yang ramah bagi remaja.
Namun, seberapa jauh keberhasilan musim ini juga belum sepenuhnya terjawab mengingat volume 2 yang baru rilis awal Juli mendatang. Jika berhasil dieksekusi dengan baik, maka musim ini layak disebut sebagai musim terbaik Stranger Things yang pernah dirilis.
[Gambas:Youtube]