Ramai-ramai Review Film di Media Sosial

CNN Indonesia
Minggu, 03 Jul 2022 10:10 WIB
Kini, muncul fenomena ramai review film oleh netizen di media sosial. Apa pengaruhnya terhadap menarik penonton ke bioskop?
Kini, muncul fenomena ramai review film oleh netizen di media sosial. Apa pengaruhnya terhadap menarik penonton ke bioskop? (Foto: dok. Fourcolours Film/StarVision/Akanga Film Asia/Manny Films)

Perasaan FOMO ini tetap terbawa hingga era media sosial semakin merajalela. Pembicaraan itu berpindah dari percakapan langsung ke medium media sosial.

Bentuk review dari netizen tidak hanya berbentuk tulisan lewat Twitter, tapi juga lewat YouTube atau TikTok. Contohnya, film Kukira Kau Rumah yang telah ditonton sebanyak 2.220.180 penonton hingga Sabtu (1/7).

Hikmat menilai film Kukira Kau Rumah yang dibintangi Prilly Latuconsina itu mendapatkan banyak penonton lantaran banyak netizen yang memberikan review lewat TikTok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang jelas strategi FOMO ini berhasil di era TikTok. Salah satu keberhasilan pertama itu dalam film Kukira Kau Rumah, itu mengundang beberapa TikTokers untuk membuat reaksi dia saat menonton," ungkap Hikmat.

"Nah, jadi bukan kualitas internal filmnya, tapi persepsi penontonnya juga," lanjutnya.

Pun dengan film Ngeri-Ngeri Sedap yang tidak disangka telah ditonton sebanyak 2.346.223 penonton sejak tayang pada 2 Juni 2022.

"Kalau Ngeri-Ngeri Sedap, 'kan, tingkat percakapannya 'Gue jadi kangen bapak gue'. Percakapannya lebih substansial dan yang tidak terlibat percakapan itu makin merasa ketinggalan," terang Hikmat.

Produser MD Pictures Manoj Punjabi mengatakan salah satu faktor keberhasilan film-film studionya laris di pasaran adalah juga karena adanya kekuatan "dari mulut ke mulut". Manoj mengaku sangat terbantu dengan kehadiran para pengulas film awam di media sosial. Karena, baginya, review netizen di media sosial merupakan bentuk baru dari strategi "dari mulut ke mulut".

"Saya senang word of mouth. Saya kalau promosi itu bagaimana caranya bisa dari mulut ke mulut," kata Manoj saat berbincang dengan CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon beberapa waktu lalu.

"Karena, mau promosi sehebat mungkin, kalau kontennya tidak mendukung, (akan) percuma. Itu sama aja buang garam di laut," imbuhnya.

Ia membicarakan contoh film Habibie & Ainun yang rilis 10 tahun lalu. Saat itu media sosial belum marak seperti saat ini.

Meskipun film tesebut lebih banyak menggunakan promosi di televisi, juga mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Hasilnya, film yang dibintangi Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari itu mendapatkan penonton sebanyak 4,5 juta.

"Zaman dulu bukan netizen. Kalau dulu dari kawan ke kawan, keluarga ke keluarga, teman ke keluarga," jelas Manoj.



(tim/pra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER