Nilai hidup inilah yang menyadarkan Evelyn setelah sempat dipengaruhi The Bagel. Nilai bahwa Waymond, terlepas dari seringnya diomeli dan dianggap tak ada oleh sang istri, tetap berusaha membuat perempuan itu tersenyum.
Atau ketika Waymond berusaha menguatkan Evelyn semasa dirinya 'diusir' oleh sang ayah karena memilih bersama pria tersebut, atau saat berusaha menolong Evelyn ketika istri yang baru menandatangani surat cerai itu akan ditangkap petugas pajak.
Makna googly eyes ini yang dianggap oleh Screen Rant sebagai perwujudan filosofi eksistensialisme, yakni falsafah yang mendorong manusia untuk menemukan makna keberadaan dan hidupnya, serta identitasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eksistensialisme biasanya dianggap sebagai kebebasan, tapi sebenarnya nilai tertinggi dari paham ini adalah autentisitas atau keaslian diri sendiri. Biasanya, ini dikenal dengan kalimat: "jadilah dirimu sendiri".
Sehingga, googly eyes bermakna sebagai "lawan" dari The Bagel, atau Yin dan Yang dalam filosofi Tionghoa.
Pemaknaan itu pun terlihat ketika Evelyn yang telah tersentuh oleh kebaikan Waymond kemudian melawan Jobu Tupaki. Dalam adegan di tangga tersebut, Evelyn menggunakan googly eyes di dahi dan menyebarkannya ke berbagai prajurit Jobu Tupaki untuk membuat mereka sadar akan keinginan terdalam dalam dirinya.
Penggunaan googly eyes di dahi Evelyn pun sebenarnya memiliki makna tersendiri. Posisi googly eyes di dahi ini seperti memberikan mata ketiga bagi Evelyn, alias pemaknaan atas Ajna alias cakra keenam dalam tradisi Hindu.
Ajna merupakan cakra yang menandakan pemikiran bawah sadar dan terkait dengan Brahman yang merupakan realitas tertinggi alias tercerahkan.
Ketika Ajna atau 'mata ketiga' ini terbuka, maka orang tersebut mampu terhubung dengan intuisi mereka, bisa berkomunikasi dengan dunia, atau membantu mereka memahami pesan dari masa lalu juga masa depan.
Posisi Ajna yang berada di dahi ini kerap disimbolkan dengan bindi, atau titik merah yang biasa digunakan perempuan Hindu. Bindi berasal dari kata bindu yang berarti titik dan mengacu pada titik penciptaan dimulai.
![]() |
Screen Rant menyebut, pencerahan yang dialami Evelyn dalam Everything Everywhere All At Once adalah bahwasanya ia mesti menciptakan makna dirinya, setelah selama ini mengejar pengakuan dari ayahnya.
Akan tetapi, pencerahan dan menghancurkan The Bagel tak akan terwujud bila Evelyn tidak bisa menerima nihilisme yang dibawa oleh Jobu Tupaki dan The Bagel. Hal ini karena, seperti makna Yin dan Yang, yang satu tak bisa ada tanpa adanya yang lain.
Sehingga, ketika Evelyn dengan googly eye alias eksistensialisme itu bisa menerima The Bagel dengan nihilismenya, maka keseimbangan Yin dan Yang akan terjadi dan jadi akhir cerita Everything Everywhere All At Once yang indah.