Via Vallen telah resmi menikah dengan Chevra Yolandi di Hotel JW Marriot, Surabaya, pada Jumat (15/7). Setelah mengucap ijab kabul, rangkaian acara pernikahan dilanjutkan dengan prosesi temu manten.
Prosesi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB dengan serangkaian upacara adat. Via tampak semringah ketika akhirnya bertemu dengan Chevra yang kini sudah resmi menjadi suaminya.
Prosesi diawali dengan Pisang Sanggan ketika keluarga kedua mempelai membawakan sebuah seserahan yang serupa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Diwakili oleh masing-masing dua keponakan dari Via dan Chevra, prosesi ini dilanjutkan dengan prosesi Liru Kembar Mayang, yaitu penukaran (liru) dari seserahan berisikan pisang yang tadi telah dibawakan. Setelah ditukar, seserahan ini kemudian dibawa menuju sudut kanan dan sudut kiri pelaminan.
Upacara kemudian berlanjut kepada prosesi Balangan Gantal, ketika kedua mempelai saling melemparkan daun sirih. Pada momen ini, terlihat keceriaan wajah semringah dari Via dan Chevra ketika saling melempar daun tersebut.
Via Vallen dengan tangkasnya menangkap daun sirih yang dilemparkan Chevra ke arah dada Via. Prosesi ini memperlambangkan bahwa daun sirih memiliki rasa yang sama pada kedua sisinya, yakni pahit dan getir, melambangkan asam dan garam bahtera rumah tangga yang akan dilalui Via dan Chevra.
Upacara kemudian berlanjut kepada prosesi Wijidadi & Ranupada. Prosesi Wijidadi dilakukan ketika Chevra menginjak telur hingga pecah, lalu Ranupada merupakan prosesi pencucian kaki hingga bersih oleh Via sebagai perlambang bakti istri kepada suami.
Setelah itu, dalam Junjung Drajat, Chevra membimbing Via untuk berdiri untuk melanjutkan prosesi Laku Prada Sina, saat Via Vallen memutari Chevra sebanyak tiga kali.
Prosesi tersebut melambangkan suami yang mengayomi istri, dan istri yang menghormati suami.
Setelah itu, kedua mempelai menghampiri ibu Via Vallen yang sudah menunggu untuk meminumkan air putih dari gelas yang sama.
Prosesi kemudian berlanjut dengan Sindur Binayang, saat keluarga mempelai yang diwakili oleh orang tua Via dan kakak Chevra memakaikan kain berwarna putih yang melambangkan bersatunya mempelai.
Setelah keduanya terbalut dalam kain yang sama, keluarga pengantin mengantarkan Via dan Chevra untuk duduk di Sasono Wisudan atau Kursi Pelaminan.
Sesampainya di pelaminan, Via dan Chevra tidak langsung duduk berdua. Prosesi masih berlanjut dengan upacara Bobot Timbang, saat Via dan Chevra duduk di pangkuan ayah Via.
Di saat yang bersamaan, ibu Via Vallen bertanya kepada sang ayah secara simbolis. "Mana yang lebih berat?" tanya sang ibu kepada ayah.
"Sama beratnya," jawab sang ayah sekaligus melambangkan bahwa tidak ada berat sebelah antara anak dan menantu.
Lanjut ke sebelah...