Jakarta, CNN Indonesia --
Di antara semua serial Star Wars yang pernah diluncurkan di Disney+, serial Andor tampak terasa paling jauh dari waralaba orisinalnya.
Sebenarnya ini tidak sepenuhnya buruk. Sutradara diberikan ruang untuk mengembangkan karakter Cassian Andor yang hanya penggemar kenal lewat film Rogue One: A Star Wars Story (2016).
Bagi para penggemar Star Wars yang menantikan serial Andor bisa menjadi medium untuk kembali ke semesta Star Wars, mungkin bakal kecewa dengan tiga episode awal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi beberapa yang menonton serial ini mungkin tidak hanya ingin mengenal Cassian Andor (Diego Luna) lebih dalam, tapi juga untuk melihat pertumbuhan benih-benih Rebel Alliance. Saya, sebagai penggemar, pun merasakan hal yang sama. Tapi, kami disuruh menunggu lebih lama.
Dalam tiga episode awal, karakter dan suasana perang luar angkasa itu hampir sama sekali tidak ditampilkan.
Mungkin itu tujuan Disney dan Lucasfilm menggarap serial Andor: untuk membuat serial dengan setting baru, serupa dengan The Mandalorian yang memperkenalkan karakter bounty hunter Din Djarin dan Grogu alias Baby Yoda.
Kedua karakter itu pada awalnya relatif tidak dikenal di awal serial. Tapi, seiring waktu, para penonton tetap terpikat dengan cerita mereka.
Kembali ke Andor. Dalam dua episode pertama, serial itu membawa penonton masuk ke kehidupan sehari-hari penduduk kota kecil tempat Cassian tinggal. Di luar kehidupan masyarakatnya, tidak ada karakter atau suasana dari waralaba Star Wars yang sudah tidak asing lagi bagi para pengemar.
Bahkan, Jedi dan Force tidak disebutkan barang sekali pun.
Padahal, saya sudah terbiasa disajikan karakter-karakter "spesial" yang punya peran krusial dalam perjuangan antara Rebel Alliance melawan Galactic Empire yang dipimpin Darth Vader.
Karakter-karakter dalam episode awal Andor tampak seperti tidak memiliki keinginan untuk melawan Empire atau mencari kaum Jedi. Cassian sendiri bahkan hanya fokus pada upayanya melindungi diri sendiri dari kasus hukum.
Sedangkan, masyarakat yang tinggal di kota kecil itu menjalani hidup seperti biasa, tidak seperti sedang hidup di tengah perang. Itu terjadi karena ranah serialnya dipersempit di kota itu saja tanpa ada petualangan ke luar angkasa.
Lanjut ke sebelah...
Di satu sisi, hal ini menjadi angin segar karena para kreator Andor mencoba membawa perspektif unik yang memperlihatkan seperti apa kehidupan masyarakat biasa di era sebelum Rebellion.
Di sisi lain, ini malah menjadi membosankan. Apalagi, para penggemar Star Wars sudah terbiasa menikmati petualangan para pahlawan melawan kekuasaan jahat yang membawa mereka ke berbagai planet asing menggunakan dengan kapal luar angkasa yang megah demi menggulingkan Empire.
Kehidupan Cassian di kota kecil itu sama saja seperti menonton serial Amerika yang berlatar kota kecil tanpa ada kejadian fantastis, kecuali dengan keberadaan droids dan teknologi luar angkasa.
Menurut saya dua episode awal Andor terasa seperti menonton ulang adegan ketika Rey (Daisy Ridley) sedang memungut barang bekas di planet Jakku dalam film The Force Awakens (2015). Hasilnya, adegan yang serupa dalam serial 40 menit itu terasa lambat dan bikin ngantuk.
Barulah di episode tiga, akhirnya penonton disuguhkan aksi yang telah ditunggu-tunggu. Saya benar-benar puas ketika melihat adegan adu senjata yang sengit, rahasia yang terungkap, dan pidato tentang berjuang demi kebaikan yang diucapkan Luthen Rael (Stellan Skarsgård).
Selain itu, episode ini juga memperlihatkan awal mula perjalanan Cassian yang kelak bergabung dengan Rebellion.
 Diego Luna dalam serial Andor (2022). Foto: (Lucasfilm Ltd. via IMDb) |
Memang tidak semua aspek dalam dua episode awal itu membosankan. Di sela-sela keseharian para penduduk, ada beberapa potongan masa lalu Cassian ketika ia hidup di daerah pedalaman bersama anak-anak sebangsanya.
Ini menjadi menarik karena belum pernah ada tokoh utama Star Wars yang memiliki latar belakang sebagai warga pedalaman.
Melihat seorang karakter dengan masa lalu seperti Cassian juga menunjukkan secara simbolis bagaimana institusi besar bisa merusak alam dan cara hidup masyarakat adat suatu daerah.
Hal ini tergambar ketika Galactic Empire mengirim squadron utnuk menetap di daerah hunian Cassian untuk melakukan pertambangan.
Secara keseluruhan, serial Andor memiliki potensi untuk berkembang hingga seperti The Mandalorian. Tapi, potensi ini baru terlihat ketika masuk ke episode tiga yang penuh aksi.
Penonton mesti terlebih dulu melalui dua episode pertama yang terkadang terasa lambat dan kurang menarik.
Peringatan ini khususnya tertuju kepada para penggemar lama Star Wars yang menonton Andor dengan ekspektasi bakal mendapat asupan nostalgia dari film-film karya George Lucas itu.
[Gambas:Youtube]