Berikrar Daya Magis Iwan Fals di Konser Bertalu Rindu 2
Iwan Fals jelas musisi yang terbilang beruntung. Pada usianya yang ke-61 tahun, ia masih prima tampil di atas panggung, dipuja para penggemarnya, dan mampu membuat konser di rumah sendiri.
Hal itu terlihat dari seri kedua Konser Bertalu Rindu yang diberi tajuk Ikrar, dan diadakan di Panggung Kita, Tiga Rambu, Leuwinanggung Depok, pada Sabtu (29/10).
Cuaca yang mendung dan gerimis tak menyurutkan para penggemar Iwan Fals yang akrab dikenal sebagai OI untuk memadati kampung di pedalaman Depok tersebut.
Warga sekitar pun antusias menyambut konser yang dihadiri nyaris ribuan orang itu. Rumah tetangga Iwan jadi warung dadakan, lahan kosong jadi parkiran, berbagai pernak-pernik seperti foto hingga baju bergambar Iwan Fals dijaja di pinggir jalan yang hanya muat satu mobil.
Meski di dalam kampung, antusias para OI terus mengalir memasuki Tiga Rambu yang sudah diset macam festival profesional. Panggung berdiri megah dengan para OI menyebar di berbagai sisi menunggu sang legenda musik.
Sekitar pukul 15.15 WIB saat gerimis berhenti, para OI yang duduk-duduk di area depan konser mendadak berdiri dan bersorak saat Iwan Fals masuk ke panggung tanpa ada sambutan dari siapapun. Persis ketika tuan rumah muncul menyambut para tamu yang datang saat open house Lebaran.
Hanya ada salam dan lambaian tangan bersambut gemuruh para OI yang mengawali konser itu dimulai. Hingga kemudian sembari duduk di tengah panggung, Iwan Fals curhat kegelisahan dirinya akan berbagai tragedi di dunia, termasuk Kanjuruhan.
"Saya ingin ajak kita semua berdoa, kita doakan mudah-mudahan ini enggak berlarut-larut, enggak terulang lagi. Cuma itu kekuatan kita, siapa tahu di antara kita ada yang diijabah," kata Iwan yang dilanjutkan dengan mengheningkan cipta untuk para korban Kanjuruhan.
Usai hening sesaat, Iwan mulai memetik gitarnya. Lantunan lagu Kanjuruhan pun mengalir yang disusul dengan nyanyian dari para OI. Mereka telah hafal lagu dadakan yang dirilis Iwan beberapa hari setelah tragedi itu terjadi.
Setelah itu, suasana konser khas Iwan Fals dimulai. Lagu-lagu yang sudah dihafal para OI pun bermunculan, mulai dari 22 Januari, Ya atau Tidak, Ikrar, dan Kembang Pete. Sesekali, Iwan Fals pun menyelipkan percakapan dengan para penggemarnya di sela-sela lagu.
Matahari terus turun ke Barat ketika set list lagu memasuki area favorit para penggemar Iwan Fals, yaitu soal politik dan sosial. Lagu seperti Teman Kawanku Punya Kawan, Tikus-Tikus Kantor, Barang Antik, Desa, hingga Asik Nggak Asik mulai memanaskan sore itu.
Lihat Juga : |
Dentuman dari speaker-speaker besar menggetarkan udara hingga melewati pohon-pohon tinggi yang disisakan di arena konser, seiring susunan lagu dari panggung Iwan Fals makin terdengar tajam dan pedas.
Lagu Berandal Malam Di Bangku Terminal, Engkau Tetap Sahabatku, Gelisah, hingga Balada Pengangguran dibawakan Iwan Fals dengan emosional meski ia lebih sering duduk di kursi. Raungan Iwan tetap menggelegar seolah bukan dari pria berusia kepala enam dengan rambut yang kini dominan memutih.
"Ngakunya bisa berdagang, ternyata banyak utang!" teriak Iwan yang disambut gemuruh para pendukungnya.
Lanjut ke sebelah...