Musisi cerdas itu pun menyisakan ruang untuk versi "the old Taylor" dalam beberapa lagu, seperti Lavender Haze, Would've, Could've, Should've, High Infidelity, atau Midnight Rain.
Apakah dengan begitu membuat Midnights lebih unggul dibanding seluruh katalog Swift? Bagi sebagian orang mungkin iya, bahkan bisa dibilang Midnights sebagai sebuah kesegaran dan keseruan yang baru usai menangis bawang di folklore (2020), evermore (2020), dan Red (Taylor's Version) (2021).
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi bagi sebagian yang lain, Midnights mungkin akan sulit menggantikan rasa nyaman yang sudah didapat dari album Taylor Swift sebelumnya. Saya sendiri lebih mengunggulkan folklore dan evermore dibanding Midnights secara keseluruhan.
Saya mungkin akan lebih memilih champagne problems (2020) dibanding Maroon meski memiliki kisah yang mirip. Atau saya akan lebih memilih Lover (2019) atau Daylight (2019) dibanding Snow On The Beach, meski Lana Del Rey memberikan sensasi merinding yang indah.
Dengan begitu, apakah Midnights berarti sebuah album penurunan musikalitas Swift? Saya tidak bisa mengatakan hal tersebut karena musisi asal Nashville ini jelas menunjukkan perkembangan kualitas dan kemampuan yang baru.
Lihat Juga : |
Apalagi, lagu-lagu dalam album ini memang punya kualitas yang lebih baik dibanding trilogi pop Swift sebelumnya. Hanya saja bagi saya, folklore (2020) dan evermore (2020) lebih bisa merengkuh sanubari dibanding Midnights.
Di sisi lain, saya cenderung lebih mengunggulkan koleksi lagu-lagu dalam Midnights 3am Edition yang beberapa di antaranya digarap Swift bersama Dessner. Bagi saya, Dessner bisa memberikan nyawa tersendiri yang menguatkan modal kalbu dalam lirik Swift.
Beberapa lagu dalam Midnights 3am Edition sebenarnya memiliki energi yang lebih besar, misalnya Bigger Than The Whole Sky atau Would've, Could've, Should've. Atau, melodi santuy seperti Glitch.
Lihat Juga : |
Terkhusus untuk Glitch, saya mungkin akan mengucapkan selamat kepada Swift karena berhasil membuat lagu eksperimental yang asoi setelah closure (2020) yang tak membuat telinga nyaman dan It's Nice to Have a Friend (2019) yang tak terlalu "nice!"
Terlepas dari perbandingan dan segala dunia juga cara baru yang disajikan Swift, Midnights mampu punya tenaga magis yang mempertahankan posisi Taylor sebagai raksasa dalam industri musik.
Bukan tidak mungkin, lagu-lagu dalam Midnights baru akan terasa everlasting dan ikonis seperti para pendahulunya pada beberapa tahun lagi, macam Blank Space (2014), Lover (2019), ataupun cardigan (2020). Hanya waktu yang bisa menjawab.
1. You're On Your Own, Kid
2. Bigger Than The Whole Sky
3. Would've, Could've, Should've
4. Anti-Hero
5. The Great War
6. Snow On The Beach
7. Lavender Haze
8. Question...?
9. High Infidelity
10. Glitch
11. Midnight Rain
12. Mastermind
13. Vigilante Shit
14. Sweet Nothing
15. Bejeweled
16. Karma
17. Paris
18. Labyrinth
19. Maroon
20. Dear Reader