Pendar Wotagei dan Dedikasi dari Fan JKT48

CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2022 11:50 WIB
Meski berangkat dari kegemaran akan grup idol Jepang, Wotagei tidak menampilkan gerakan tarian asal-asalan. (DanceWithNyanko via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0))
Jakarta, CNN Indonesia --

Sorot cahaya dari lightstick berpendar di salah satu sudut Taman Dukuh Atas, Jakarta Selatan. Pada suatu malam November 2022, sekumpulan pemuda berkumpul di tengah lalu-lalang para pekerja di kawasan bisnis itu.

Kedua tangan mereka menggenggam sepasang lightstick dengan beragam warna. Lagu Ponytail to Shu-Shu dari JKT48 kemudian terdengar dari sebuah pengeras suara yang mereka bawa.

Dengan penuh energi, tangan-tangan mereka mengayun dengan koreografi tertentu yang apik seirama dengan melodi lagu. Cahaya lightstick yang keluar dramatis dari tangan mereka pun menarik minat beberapa pelalu-lalang

Aksi itu dikenal dengan sebutan wotagei, sebuah gerakan yang menjadi ekspresi penggemar grup idol Jepang. Di Indonesia, ekspresi ini populer di kalangan penggemar JKT48 sejak idol group itu debut lebih dari satu dekade silam.

Sekumpulan pemuda yang beraksi di Taman Dukuh Atas itu juga bagian dari fan JKT48 yang gemar melakukan wotagei. Mereka tergabung dalam salah satu komunitas wotagei pertama di Indonesia, Death Crow.

[Gambas:Instagram]



Komunitas itu dipimpin Eric, salah satu penggemar yang aktif mendukung JKT48 sejak 2012. Bahkan jauh sebelum itu, dia sudah lama menggeluti kultur pop Jepang termasuk AKB48 yang merupakan sister group JKT48.

"Saya penyuka Jejepangan [hal budaya Jepang] dari kecil. Saya juga tahu AKB48 sebelum ada JKT48," kata Eric kepada CNNIndonesia.com pada malam itu.

Perkenalan Eric dengan dunia wotagei berawal dari perbincangannya bersama sesama penggemar AKB48. Ia pun mulai mempelajari gerakan-gerakan dasar wotagei bermodal video tutorial di YouTube.

Hari demi hari berlalu, Eric dan penggemar lain mulai mengadopsi wotagei untuk lagu-lagu JKT48. Seni tari itu kemudian mulai semarak seiring dengan popularitas idol group tersebut.

"Wota itu penggemar idol group dari Jepang. Gei itu seni. Jadi wotagei itu seni dari penggemar idol group Jepang," Eric Crow, pegiat Wotagei

"Wota itu penggemar idol group dari Jepang. Gei itu seni. Jadi wotagei itu seni dari penggemar idol group Jepang," ucap Eric.

"Biasanya fan AKB48 melakukan gerakan menggunakan lightstick. Tradisi AKB48 itu saya bawa sampai saat JKT48 ada, kami lalu kembangkan wotagei," lanjutnya.

Pada dasarnya, tidak semua lagu JKT48 bisa dipakai untuk mengiringi gerakan wotagei. Kata Eric, kebanyakan lagu yang cocok untuk wotagei memiliki tempo relatif cepat, di antaranya seperti Ponytail to Shu-Shu, Heavy Rotation, hingga Maafkan, Summer.

Wotagei juga tidak menampilkan gerakan tarian asal-asalan. Eric menjelaskan setidaknya ada delapan gerakan dasar wotagei yang seluruhnya diadopsi dari Jepang.

Lanjut ke sebelah...

'Selain Seni, Ini Juga Olahraga'


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :